Produksi Perkebunan Rakyat di Kaltim Mencapai 2,36 Juta Ton per Tahun

Perkebunan karet paling diminati masyarakat di Kaltim setelah sawit. (Foto Istimewa)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Kalimantan Timur, Ujang Rachmad mengatakan animo masyarakat berusaha di usaha perkebunan cukup mengembirakan. Luas perkebunan rakyat atau swadaya di Kalimantan Timur untuk 16 komoditi tahunan dan satu komoditi semusim pada akhir tahun 2019 tercatat 391.167 hektar, sedangkan total produksinya mencapai 2.360.814 ton, dengan jumlah tenaga kerja diserap sebanyak 192.801 orang.

“Setiap tahun akan ditingkatkan terus dengan memberikan bantuan bibit dan sarana peningkatan produksi, termasuk peremajaan kebun masyarakat. Pendanaannya ada yang ari APBD Provinsi maupun APBN,” kata Ujang pada Niaga.Asia, Jumat (21/8/2020).

Komoditi perkebunan rakyat itu, 16 yang masuk tanaman tahunan adalah kelapa sawit, karet, kakao, kelapa dalam, lada, kopi, aren, kemiri, kapok, jambu mete, panili, cengkeh, pala, kayu manis, pinang, dan sagu. Sedangkan tanaman semusim yang mulai dicoba masyarakat yakni tebu.

Menurut Ujang, bantuan dari pemerintah lebih banyak difokuskan untuk peremajaan aneka tanaman perkebunan masyarakat. Total luas tanaman perkebunan rakyat yang sudah tua atau tanaman rusak apada akhir tahun 2019 tercatat 26.706 hektar.

“Untuk pengganti tanaman tua atau tanaman rusak tersebut, Pemprov Kaltim melalui APBD memberikan bantuan bibit  dan sarana pendukung, seperti pupuk dan lainnya. Dari APBN juga ada,” tandasnya.

Dari 26.706 hektar tanaman perkebunan milik masyarakat yang mendesak diremajakan antara lain kelapa sawit seluas 16.256 hektar  atau 61 persen, kemudian tanaman karet 5.194 hektar (19 persen),  kakao 562 hektar (2 persen), kelapa dalam 2.474 hektar (9 persen0, lada 467 hektar (, kopi 1.308 hektar (5 persen).

“Tanaman perkebunanan lain yang juga harus diremajakan adalah aren I lahan seluas 120 hektar, kemiri 249 hektar, kapok 67 hektar, jambu mete 5 hektar, kayu manis 4 hektar,” ungkap Ujang.

Ujang menjelaskan pula, luas areal perkebunan rakyat pada akhir tahun belum menghasilkan (TBM) dan telah menghasilkan (TM) dari tahun ke tahun terus meningkat. Pada akhir tahun 2019 luas TBM tercatat 129.861 hektar, sedangkan TM sebanyak 234.600 hektar.

Luas TM pada tahun 2015 tercatat 202.045 hektar, pada tahun 2016 naik sekitar 21.000 hektar atau jadi 223.676 hektar, pada tahun 2017 menjadi 225.147 hektar, tahun 2018 naik lagi jadi 228.715 hektar, terakhir tahun 2019 sudah menjadi 234.600 hektar.

“Rata-rata produksi tanaman perkebunan rakyat itu 10.063 kilogram/hektar,” kata Ujang.

Hingga akhir tahun 2019, perkebunanan rakyat yang paling banyak menyerap tenaga kerja masih perkebunan kelapa sawit rakyat, yakni 101.087 orang, karet 54.852 orang, kakao 4.058 orang, kelapa dalam 16.899 orang, lada 7.748 orang, kopi 3.640 orang, aren 1.764 orang, kemiri 1.906 orang.

“Usaha perkebunan lainnya rata-rata menyerap tenaga kerja dari hitungan pluhan sampai ratusan,” paparnya.

Komoditi nomor dua yang diminati masyarakat untuk dikembangkan setelah kelapa sawit, kata Ujang, adalah karet. Total luas tanaman karet di Kaltim akhir tahun 2019 tercatat 118.638 hektar, dengan rincian luas TMB 64.495 hektar, TM 48.949 hektar, dan tanaman tua/taman rusak (TT/TR) 5.194 hektar,  sedangkan total produksi karet Kaltim sebanyak 52.817 hektar, sebagian besar diekspor.

Sebaraan tanaman karet, paling luas di Kutai Barat yakni 45.167 hektar, Kukar 21.003 hektar, Kutim 18.754 hektar, Paser 13.843 hektar, Berau 6.173 hektar, Balikpapan 4.480 hektar, Samarinda 749 ektar, Mahulu 1.73 hektar, PPU 6.671 hektar, dan Bontang 35 hektar. (adv)

 

Tag: