Program Klinik dan Asistensi Ekspor Bea Cukai Bantu UMKM Gresik

Klinik Ekspor Bea Cukai di Gresik telah mengantarkan 21 UMKM berhasil ekspor dan Desa Wedani  menghasilkan devisa dari ekspor sarung tenun sampai pada skala regional.  (Foto Kemenkeu)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Program Klinik Ekspor dan Asistensi Ekspor telah dijalankan oleh Kantor-Kantor Pelayanan Bea Cukai di berbagai daerah untuk membantu para pelaku usaha, terutama UMKM, dalam mencari dan mengembang kan potensinya dalam melaksanakan kegiatan mencari peluang ekspor.

Hingga saat ini, Klinik Ekspor Gresik telah mengantarkan 21 UMKM berhasil ekspor serta satu desa devisa penghasil sarung tenun, yakni Desa Wedani yang telah mengalami peningkatan pangsa pasar tidak hanya skala lokal, tetapi juga sampai pada di skala regional.

“Hal tersebut menunjukkan sinergi antara Bea Cukai, Pemda Gresik, dan UMKM dalam program Klinik Ekspor berperan aktif dalam meningkatkan perekonomian Gresik,” ungkap Kepala Kantor Bea dan Cukai Gresik Bier Budi Kismuljanto di laman resmi Kemenkeu.

“Melalui kerja sama dengan para Atase Keuangan di luar negeri, para pelaku UMKM Gresik mampu memasarkan produknya hingga ke mancanegara,” sambung Bier.

Klinik Ekspor Gresik memiliki tiga kegiatan utama, yaitu sosialisasi, asistensi, dan realisasi.  Berdiri sejak sejak tahun 2020,  berfokus pada pemberdayaan pelaku UMKM serta dunia usaha di bidang industri dan perdagangan secara luas.

Tujuan utamanya yaitu memperluas pangsa pasar produk para pelaku usaha melalui ekspor sehingga mampu berkontribusi dalam menunjang pertumbuhan ekonomi. Selain itu, program tersebut juga mendorong aktivitas ekonomi desa/komunitas bekerja sama dengan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) untuk membentuk desa devisa yang berorientasi ekspor.

Kepala Kantor Bea dan Cukai Gresik Bier Budi Kismuljanto dalam wawancaraya beberapa waktu lalu menjelaskan bahwa Klinik Ekspor Gresik memiliki tiga kegiatan utama, yaitu sosialisasi, asistensi, dan realisasi.

Melalui kegiatan sosialisasi, Bier berharap peserta Klinik Ekspor memiliki pemahaman tentang bagaimana tata cara prosedur ekspor dan syarat apa saja yang harus dibawa. Selanjutnya, Klinik Ekspor memberikan asistensi kepada para pelaku usaha, antara lain dalam hal legalitas, perizinan, bahkan termasuk pengisian sistem perizinan berusaha terintegrasi yang dikenal dengan Online Single Submission (OSS).

“Dengan kita berikan sosialisasi dan asistensi, akhirnya mereka mulai percaya diri. Kepercayaan diri mereka kita dukung dengan realisasi. Makanya kita butuh pasar,” ungkap Bier.

Ia menekankan pentingnya tahapan realisasi ekspor. Seluruh tahapan kegiatan utama Klinik Ekspor, terutama realisasi, melibatkan pihak-pihak lain untuk mendukung keberhasilannya.

Kaya Perikanan, Perkebunan, dan Kerajinan

Meski Gresik terkenal dengan pabrik semennya yang didukung bukit kapur besar, namun Gresik juga kaya dengan sumber daya alam lain. Ekonomi Gresik ditopang antara lain oleh sektor perikanan, perkebunan, dan kerajinan.

“Kepulauan Bawean punya potensi terkait dengan perikanan, seperti kerapu, lobster, udang, teripang, Olahan perikanan banyak dari situ dan sudah pernah kita ekspor. Dari perkebunan, kami punya mangga Gresik yang lebih tidak berair dan disukai oleh pasar internasional. Lalu, rotan dari Kecamatan Menganti berbentuk kerajinan kursi, keranjang, dan lain sebagainya,” jelas Bupati yang biasa dipanggil Gus Yani.

Keterlibatan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam mengolah sumber daya di Gresik sangat signifikan. Bahkan, sektor UMKM menjadi salah satu penopang kebangkitan ekonomi Gresik saat pandemi Covid-19 melanda.

Gus Yani pun mengakui UMKM merupakan tulang punggung perekonomian daerahnya. Untuk itu, ia berupaya untuk fokus mengembangkan UMKM di Gresik.

“Kami melihat UMKM yang punya potensi produk unggulan. Di sisi lain, UMKM juga berkontribusi atas pengurangan pengangguran karena orientasinya kepada padat karya. Maka, kami sosialisasikan ke masyarakat bahwa UMKM harus bangkit, harus tancap gas sekarang,” tutur Gus Yani.

Salah satu upaya memajukan UMKM di Gresik diwujudkan melalui kolaborasi antara Pemda Gresik dengan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC). Kantor Bea dan Cukai Gresik memiliki program Klinik Ekspor untuk mendorong pelaku usaha dalam negeri, khususnya UMKM, agar dapat mengembangkan potensinya dan melakukan ekspor.

Sumber: Humas Kemenkeu | Editor: Intoniswan

Tag: