Prostitusi Online di Samarinda Mainnya Sampai ke Berau

Bisnis prostitusi online lewat MiChat ini tidak hanya melayani pria hidung belang di Samarinda dan Balikpapan tapi juga hingga Berau (Foto : Niaga Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Prostitusi online di Samarinda terbongkar lagi. Kali ini ada 15 orang diamankan dengan rata-rata usia 20-25 tahun. Tujuh dari 15 orang itu adalah wanita terduga prostitusi. Mulai dari wanita status janda, pacar hingga istri siri.

Mainnya mereka berpindah-pindah. Selain di Samarinda, juga di kota Balikpapan hingga ke Berau. Tarifnya mulai Rp 300 ribu hingga Rp 500 ribu sekali kencan.

Praktik tindak pidana perdagangan orang (TPPO) itu diduga memang marak. Ditengarai ada banyak kelompok. Terbukti, 15 orang yang diamankan tim Polsek Samarinda Kota berasal dari kelompok berbeda.

“Ada yang berperan sebagai penjaga pacar hingga suami siri (dari wanita pelaku prostitusi),” kata Kapolsek Samarinda Kota AKP Creato Sonitehe Gulo di kantornya, Senin (15/11).

Gulo menerangkan, lazimnya muncikari, penjaga dan wanita pelaku sekaligus korban prostitusi tidur sekamar di kamar hotel. “Ketika ada tamu, mereka (muncikari dan penjaga) keluar dari kamar,” ujar Gulo.

Prostitusi Online Terbongkar, 15 Orang Diamankan dari Dua Hotel di Samarinda

Tugas penjaga sendiri memang cukup unik bagi kepolisian. Mereka menjadi layaknya body guard bagi wanita terduga pelaku prostitusi. “Tidak menerima fee. Mereka langsung dibayari makan, dan diberi tempat tidur,” tambah Gulo.

“Juga, karena sifat nikahnya siri, hukum nikah siri tidak bisa diberi tindakan hukum. Tapi sang suami siri bukan sebagai muncikari. Mereka tugasnya menjaga (wanitanya), tidak mencarikan pelanggan sama sekali,” ungkap Gulo.

Dua muncikari, salah satunya masih terhitung usia remaja 18 tahun. Satu lagi muncikari berusia dewasa 25 tahun.

“Dua adalah muncikari dari 8 laki-laki yang kita amankan. Mereka sebagai operator, menawarkan dan negosiasi kepada calon-calon tamu masih menggunakan MiChat. Lainnya, 6 orang sebagai penjaga,” terang Gulo.

Dari bisnis itu, muncikari mendapatkan bayaran beragam. Sekali kencan tarif Rp 300 ribu, muncukari mendapat Rp 50 ribu. Berturut-turut tarif Rp 400 ribu dapat Rp 100 ribu, dan tarif Rp 500 ribu dapat Rp 150 ribu.

Tarif sekali kencan hingga Rp 500 ribu. Alat kontrasepsi kondom jadi salah satu barang bukti (Foto : Niaga Asia)

“Mereka berpindah-pindah tempat dari Balikpapan, Samarinda dan Berau. Dari 15 orang yang kita amankan, dominan berasal dari luar kota Samarinda,” ungkap Gulo.

Meski aksinya tergolong rapi, Gulo sendiri menampik mereka terorganisir dikarenakan ketiadaan orang yang bertindak sebagai leader atau pemimpin.

“Mereka berpindah-pindah itu tujuannya mencari dimana yang ramai open BO (Booking Out). Sementara tiga daerah itu tempat mereka berpindah-pindah. Tujuan utama di Samarinda,” jelas Gulo.

Selain dua muncikari, 14 orang lainnya diberikan pembinaan bersama dengan Dinas Sosial. Kasus itu sendiri masih bermotif ekonomi.

“Rata-rata perempuan ini status janda punya anak, dari kalangan ekonomi menengah ke bawa. Soal ekonomi masih jadi dasar mereka berbuat itu,” demikian Gulo.

Penulis : Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

Tag: