NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Anggota Komisi I DPRD Nunukan Andre Pratama mengungkapkan bahwa selama ini banyak proyek penunjukan langsung (PL) di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Nunukan mengabaikan skala prioritas di RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah) 2016-2021.
“Kedepan Disdikbud harus lebih selektif dalam mengalokasikan anggaran untuk kegiatan fisik, terutama untuk proyek tanpa lelang atau PL. Usulan anggaran hendaknya bagi kegiatan yang jadi prioritas,” kata Andre dalam rapat pembahasan anggaran bersama Disdikbud Nunukan, Kamis (14/11/2019).
Menurutnya, di Disdikbud Nunukan terlalu banyak proyek PL yang sifatnya belum mendesak, misalnya memasang paving blok di lapangan upacara dan pagar sekolah, sedangkan perbaikan ruang belajar yang sudak rusak berat tidak diprioritaskan. “Banyak anggaran habis unuk hal-hal tidak penting dan tidak mendesak,” kata Andre.
Ia mengajak Kepala Disdikbud, Junaidi lebih memikirkan pengadaan kebutuhan sekolah yang terkait langsung dengan peningkatan mutu pendidikan dan kemudahan bagi guru dan anak-anak bersekolah, misalnya pengadaan komputer sekolah agar siswa bisa terbantu saat mengikuti ujian nasional, kendaraan dinas bagi guru, bahkan mini bus bagi pelajar.
“Daripada uang ratusan juta digunakan membangun pagar dan lapangan sekolah, kan lebih bagus uangnya untuk membeli bus sekolah, lebih bermanfaat bagi anak-anak,” kata Andre.
Menurut Andre, DPRD akan melakukan evaluasi usulan anggaran Disdikbud dan akan mencoret usulan anggaran untuk kegiatan yang tidak mendesak, dan meminta Disdikbud merapikan semua usulan pembangunan ruang kelas belajar.
“Lebih bagus mengusulkan anggaran untuk membangun 5 ruang kelas tapi benar-benar selesai, daripada mengusulkan membangun 10 ruang kelas, tapi terbengkalai penyelesaiannya,” kata Andre. Pembangunan RKB yang tidak tuntas dalam satu tahun merugikan pemerintah, pengalokasian anggaran tambahan di tahun berikutnya pasti naik mengikuti naiknya harga satuan dan harga material. (002)
Tag: Pendidikan