PSTMI Nunukan Ingin Barongsai jadi Cabor Terdaftar di KONI

Warga Tionghoa Nunukan memperlihatkan peralatan Barongsai di Klenteng Tri Dharma San Sen Kong (foto Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Ketua Paguyuban Sosial Marga Tionghua Indonesia (PSTMI) Nunukan, Adi Wijaya ingin Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Nunukan memasukan Barongsai sebagai Cabang Olahraga (Cabor) yang terdaftar.

“Di Tarakan, Tanjung Selor dan Malinau dan beberapa kota lainnya sudah terbentuk Federasi Olahraga Barongsai Indonesia (FOBI),” katanya Senin (08/02).

Barongsai tidak lagi semata-mata sebuah budaya Tionghoa, kesenian atraksi naga ini telah menjadi sebuah cabor yang terdaftar di KONI, dan perlu diketahui, permainan barongsai tidak harus berasal dari warga bermata sipit.

Sebagai contoh, FOBI Tarakan pernah memberangkatkan Barongsai Indo dalam even tingkat dunia luar di Malaysia dan berhasil menyabet juara dunia.

“FOBI Tarakan dapat perhatian pemerintah, mereka dapat pelatihan sangat bagus dan beberapa pemainnya bukan warga Tionghoa,” jelas Adi

Sejak beberapa tahun lalu, PSTMI Nunukan  telah menyiapkan seluruh kelengkapan barongsai, namun karena kesibukan masing-masing para pemain bersekolah ke luar daerah, barongsai Nunukan vakum sementara waktu.

Perkumpulan Basongsai Nunukan pernah memiliki pelatih berasal dari anggota TNI Angkatan Darat yang bertugas di satuan Satgas Pamtas. Sejumlah anak-anak dilatih dan digembleng dengan hasil cukup bagus.

“Dulu ada anggota Satgas Pamtas ahli memainkan barongsai, banyak anak-anak kita dilatih, bahkan sempat tampil menghibur di Nunukan,” kata Adi.

Barongsai adalah olahraga melelahkan yang butuh banyak pemain cadangan, terkadang untuk 2 barongsai diperlukan 8 pemain dengan stamina kuat. FOBI adalah salah satu cara mengatasi hampir punahnya barongsai di Nunukan.

Barongsai sendiri dalam filosofinya diartikan sebuah benda mendatangkan rezeki, rumah-rumah yang memainkan kebudayan ini akan mendapatkan berkah keberuntungan sekaligus menghilangkan roh jahat.

“Biasanya saat Imlek warga Tionghoa di kota-kota memainkan barongsai dan membagikan ampau,” bebernya.

Terpisah, Ketua KONI Nunukan, Muhammad Thoyib membenarkan Barongsai masuk dalam Cabor FOBI dan di beberapa daerah aktif mengirimkan atletnya pada kejuaran nasional dan internasional.

Terkait keinginan warga Tionghoa Nunukan memasukan Barongsai dalam FOBI, Thoyib menyarankan sebaiknya dibentuk dulu kepengurusan FOBI Nunukan, kemudian pengurus terpilih mendaftarkan ke KONI Tingkat Provinsi.

“Kalau KONI Pusat sudah merekomendasikan barongsai masuk FOBI, maka seluruh Indonesia harus menyetujui, tinggal tiap daerah membentuk kepengurusan,” terangnya. (002)

Tag: