PT ANTAM Paparkan Kinerja Terkini dalam Public Expose Live 2021

JAKARTA.NIAGA.ASIA-Kinerja keuangan ANTAM yang solid tercermin dari capaian Earnings Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization (EBITDA) pada 1Q21 sebesar Rp1,24 triliun. Angka ini meningkat signifikan dibandingkan capaian EBITDA pada Triwulan Pertama Tahun 2020 (Januari-Maret 2020, 1Q20) sebesar Rp34,13 miliar atau tumbuh 36 kali.

Pertumbuhan EBITDA yang positif terutama didukung oleh kinerja operasi dan penjualan komoditas utama ANTAM yang solid serta peningkatan efisiensi biaya, sehingga tercapai biaya tunai operasi ANTAM yang optimal,” ungkap Anton Herdianto, Direktur Keuangan & Manajemen Risiko ANTAM,  saat menyampaikan update kinerja keuangan Perusahaan sampai dengan periode Triwulan Pertama Tahun 2021 (Januari-Maret 2021, 1Q21) dan kinerja operasi Perusahaan sampai dengan periode Semester Pertama Tahun 2021 (Januari-Juni 2021, 1H21).

PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM; IDX: ANTM; ASX: ATM) mengumumkan bahwa Perusahaan memaparkan kinerja, strategi dan outlook Perusahaan terkini dalam Public Expose Live 2021 yang diselenggarakan oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 9 September 2021.

Pengumuman itu disampaikan dalam kaitan keikutsertaan ANTAM dalam Public Expose Live 2021 merupakan bagian dari upaya Perusahaan dalam menjaga kualitas pengungkapan keterbukaan informasi terkini secara tepat waktu dan berimbang bagi investor untuk mengetahui perkembangan kinerja bisnis dan strategi pengembangan ANTAM sebagai faktor utama dalam berinvestasi.

Menurut Anton, pertumbuhan profitabilitas ANTAM pada 1Q21 tercermin pada capaian laba kotor sebesar Rp1,63 triliun, tumbuh 189% dari capaian laba kotor pada 1Q20 sebesar Rp561,82 miliar.

Sementara itu capaian laba usaha Perusahaan pada 1Q21 tercatat sebesar Rp793,89 miliar, melonjak 477% dibandingkan 1Q20 sebesar Rp137,54 miliar.

“ Faktor pendukung tercapainya peningkatan ini adalah pertumbuhan tingkat penjualan serta pengelolaan biaya beban pokok penjualan dan usaha yang optimal. Pertumbuhan positif laba kotor dan laba usaha mendukung capaian laba tahun berjalan 1Q21 ANTAM sebesar Rp630,38 miliar, naik dari rugi 1Q20 sebesar Rp281,84 miliar,” ungkapnya.

Implementasi strategi operasional yang tepat tercermin pada posisi arus kas bersih perusahaan yang diperoleh dari aktivitas operasi pada 1Q21 sebesar Rp1,88 triliun, tumbuh signifikan dibandingkan 1Q20 sebesar Rp18,87 miliar.

Pertumbuhan arus kas bersih dari aktivitas operasi tersebut memperkokoh perolehan kenaikan bersih arus kas dan setara kas ANTAM pada 1Q21 yang mencapai Rp1,26 triliun, meningkat dari 1Q20 sebesar Rp546,16 miliar, sehingga memperkokoh struktur keuangan ANTAM yang tercermin dari saldo kas dan setara kas pada 1Q21 sebesar Rp5,33 triliun.

Seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam berinvestasi emas serta pertumbuhan permintaan emas di pasar domestik, ANTAM berfokus dalam pengembangan basis pelanggan logam mulia di pasar dalam negeri.

Kinerja penjualan emas unaudited ANTAM pada 1H21 mencapai 13.341 kg, tumbuh 69% dibandingkan capaian penjualan pada 1H20 (Januari-Juni 2020, 1H20) sebesar 7.915 kg. Sementara itu pada 1H21 ANTAM mencatatkan total volume produksi unaudited emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung sebesar 719 kg.

Sementara Yulan Kustiyan, selaku Sekretaris Perusahaan ANTAM mengungkapkan, ANTAM terus melakukan inovasi penjualan produk emas Logam Mulia dengan mengedepankan mekanisme transaksi penjualan & buyback emas secara online. Melalui jaringan Butik Emas Logam Mulia yang tersebar di 11 kota di Indonesia dan kegiatan pameran di beberapa lokasi, ANTAM menjalankan kegiatan operasi dan penjualan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan konsisten.

“Sejalan dengan strategi ANTAM untuk memperluas segmen pasar emas di dalam negeri, ANTAM bersama entitas anak PT Abuki Jaya Stainless Indonesia dan PT Hartadinata Abadi Tbk bersinergi meluncurkan dua produk emas inovatif, yaitu EmasKITA dan Kencana,” kata Yulan.

Terkait komoditas feronikel, volume produksi unaudited feronikel ANTAM pada 1H21 tercatat sebesar 12.679 ton nikel dalam feronikel (TNi), relatif stabil jika dibandingkan capaian pada 1H20. ANTAM membukukan penjualan feronikel unaudited pada 1H21 sebesar 12.068 TNi, dimana sepenuhnya diserap oleh pasar ekspor di luar negeri.

Sementara itu untuk komoditas bijih nikel, volume produksi bijih nikel unaudited pada 1H21 yang digunakan sebagai bahan baku feronikel ANTAM dan penjulan kepada pelanggan domestik tercatat sebesar 5,34 juta wet metric ton (wmt), meningkat signifikan sebesar 287% dibandingkan capaian produksi pada 1H20 sebesar 1,38 juta wmt.

Pada 1H21 volume penjualan bijih nikel unaudited ke pasar domestik mencapai 3,66 juta wmt, tumbuh signifikan lebih dari 21 kali dibandingkan capaian penjualan pada 1H20 sebesar 168 ribu wmt.

Untuk komoditas bauksit, pada 1H21 ANTAM mencatatkan volume produksi unaudited bauksit yang digunakan sebagai bahan baku bijih pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) serta penjualan kepada pihak ketiga sebesar 1,09 juta wmt, meningkat sebesar 36% jika dibandingkan produksi bauksit pada 1H20.

Menurut Yulan,  ANTAM mencatatkan total volume penjualan unaudited bauksit pada 1H21 mencapai 587 ribu wmt, meningkat 4% jika dibandingkan volume penjualan bauksit pada 1H20.

Terkait dengan proyek pengembangan usaha, saat ini ANTAM sedang menyelesaikan tahap konstruksi proyek pembangunan pabrik feronikel di Halmahera Timur, Maluku Utara yang memiliki kapasitas terpasang sebesar 13.500 TNi per tahun.

Dalam hal pengembangan hilirisasi komoditas bauksit, saat ini ANTAM terus berfokus dalam pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, yang dikembangkan bersama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) yang memiliki kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGAR per tahun (Tahap 1).

“Kinerja saham ANTAM yang positif tercermin pula dari rata-rata volume perdagangan saham harian sampai dengan periode delapan bulan pertama tahun 2021 (8M21) yang mencapai 346 juta saham, meningkat 268% jika dibandingkan periode yang sama tahun 2020 (8M20) dengan rata-rata volume perdagangan saham harian sebesar 94 juta saham,” kata Yulan.

Selain itu, rata-rata nilai transaksi harian saham pada 8M21 mencapai Rp902 miliar, meningkat signifikan jika dibandingkan rata-rata nilai transaksi harian saham pada 8M20 sebesar Rp61 miliar. ANTAM mencatatkan nilai kapitalisasi pasar pada akhir Agustus 2021 sebesar Rp57,43 triliun.

Saham ANTAM juga tercatat masuk ke dalam beberapa Indeks di BEI seperti Indeks LQ45, Indeks IDX30, Indeks IDX80, Indeks Kompas100, Indeks MNC36, Indeks IDXBUMN20, Indeks Jakarta Islamic Index, Indeks Jakarta Islamic Index 70, Indeks IDX MES-BUMN 17 dan Indeks Bisnis-27.

Sumber : PT ANTAM, Tbk | Editor : Intoniswan

Tag: