PT IWIP di Maluku Utara Butuhkan 12.000 Pekerja

Dirjen Binapenta dan PKK Kemnaker, Suhartono. (Foto Kemnaker)

JAKARTA.NIAGA.ASIA--Kementerian Ketenagakerjaan terus bekerja sama dengan pemerintah daerah untuk menyiapkan ketersediaan pekerja lokal dan memberdayakan sekitar PT Indonesia Weda Bay Industrial Park (IWIP) yang berada di Maluku Utara.

Hal ini ditujukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja lokal yang kompeten sesuai  kriteria industri, sehingga cepat terserap di industri serta memberdayakan masyarakat sekitar untuk peningkatan kesejahteraannya.

Hal tersebut dikatakan Dirjen Binapenta dan PKK Suhartono seusai menerima kunjungan Direktur Eksekutif PT IWIP, Scott Ye, di Kantor Kemnaker Jakarta, hari Senin lalu. Turut hadir dalam pertemuan ini, Dirjen Binalattas Kemnaker, Budi Hartawan.

Dirjen Suhartono mengatakan, Kemnaker terus mengembangkan kerja sama dengan pemerintah daerah dan pihak perusahaan untuk memenuhi kebutuhan lowongan pekerja lokal terampil di PT IWIP. Ditargetkan, kebutuhan SDM lokal di perusahaan tersebut mencapai 12 ribu orang.

“Tentunya kita bekerja sama dengan pemerintah daerah terkait upaya memenuhi ketersediaaan SDM terampil dalam menyuport kebutuhan sekitar 12 ribu pekerja di PT IWIP. Nanti kami akan melakukan training di wilayah tersebut, serta kebutuhan akan wirausahanya seperti program CSR dan Small Bisnis,” ucap Dirjen Suhartoto, sebagaimana dikutip situs kemnaker.go.id.

Melalui berbagai program-program tersebut, sebut Dirjen Suhartono, Kemnaker optimis keberadaan proyek PT IWIP tidak hanya berdampak positif bagi wilayah sekitar proyek, namun juga  memberi manfaat yang lebih luas bagi wilayah Indonesia Timur.

“Untuk ketersediaan pekerja, kita juga bisa bekerja sama dengan pemda di wilayah lain di seluruh Indonesia sehingga kebutuhan tenaga kerja lokal dapat terpenuhi,” katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Dirjen Budi Hartawan menjelaskan, warga yang berada di sekitar industri akan mendapatkan pelatihan kerja yang programnnya disesuaikan dengan kebutuhan industri, serta mengikuti Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI).

“Dalam melakukan pelatihan, SKKNI digunakan sebagai dasar pelatihan, setelah itu baru diuji kompetensi agar sesuai dengan standar kompetensi itu,” kata Dirjen Budi Hartawan.

Lebih lanjut, Dirjen Budi mengatakan bahwa Kemnaker telah mempunyai assessor untuk pengujian kompetensi. Kemnaker juga memiliki BLK di Ternate yang dapat dikerjasamakan dengan PT IWIP, baik dalam pemberdayaan maupun uji kompetensi.

“Kami akan mengundang BLK Ternate, apa yang bisa kita bantu, dan juga yang di Sofifi apa yang bisa dilakukan,” kata Dirjen Budi melanjutkan.

Dirjen Budi menambahkan, untuk mendukung tersedianya SDM kompeten sesuai kebutuhan industri setempat, pihaknya juga akan menyuport melalui penyelenggaraan program pelatihan, serta melengkapi sarana dan prasarana yang dibutuhkan.

“Kita akan bantu, sesuai dengan arahan Presiden Jokowi kepada Menaker Ida Fauziyah, semua proyek strategis nasional merupakan salah satu cara kita untuk menyampaikan kepada masyarakat kontribusi dari perusahaan investor itu kepada masyarakat dalam bentuk pelatihan, kita akan full support,” lanjutnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif PT IWIP, Scott Ye, mengatakan bahwa dalam mengatasi unskill people, manajemen PT IWIP telah melakukan langkah-langkah training mandiri, training welder, dan excavator.

“Setelah ditraining kurang lebih 2 bulan, perusahaan menyediakan sertifikat dari PT IWIP. Dan PT IWIP mengajak Kemnaker dan pemda untuk mengkolaborasikan dalam menyediakan sertifikat training tersebut,” kata Scott. (001)

Tag: