
JAKARTA.NIAGA.ASIA – PT Niramas Utama telah menunjukkan komitmen kuat selama lebih dari tiga dekade melalui berbagai inisiatif seperti inovasi produk, peningkatan kualitas dan keamanan pangan, pengembangan riset, pembinaan UMKM pemasok, hingga penciptaan lapangan kerja.
“Upaya ini tidak hanya untuk menjamin kepatuhan terhadap regulasi, tetapi juga menjadi langkah strategis dalam meningkatkan posisi Indonesia pada sektor makanan dan minuman halal global, serta memperkuat reputasi Indonesia sebagai pusat industri halal dunia,” kata Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita memperingati HUT ke-35 PT Niramas Utama.
Untuk diketahui, PT Niramas Utama, yang lebih dikenal dengan merek INACO, didirikan pada tahun 1990 dan berfokus pada industri makanan dan minuman, khususnya produk olahan berbasis Nata De Coco. INACO terkenal dengan komitmennya dalam menyediakan produk yang lezat, aman, dan bergizi.
Produk-produknya mencakup Nata De Coco dalam berbagai rasa, mini jelly, pudding, serta produk ready-to-drink seperti I’m Coco dan Jelly Drink. INACO membedakan diri dengan menggunakan bahan baku alami bermutu tinggi, termasuk santan kelapa untuk pembuatan Nata De Coco, yang menjadikan produk lebih aman tanpa bahan tambahan berbahaya. Proses pasteurisasi di akhir produksi juga menjamin keamanan dan kualitas produk.
Sejak berdiri, INACO telah berkembang pesat dan berhasil menembus pasar internasional, dengan produk yang kini dipasarkan di berbagai negara seperti Australia, Kanada, Singapura, dan Amerika Serikat.
Keberhasilan ini didukung oleh penerapan standar kualitas tinggi dan inovasi berkelanjutan. INACO juga fokus pada keberlanjutan sosial, dengan membuka lapangan pekerjaan dan mendukung petani lokal sebagai pemasok bahan baku.
PT Niramas Utama terus berinovasi dengan memproduksi “superfood” seperti aloe vera dan konnyaku, serta menerapkan prinsip GMP dalam proses produksinya. INACO meraih berbagai penghargaan prestisius, menjadikannya merek terpercaya di Indonesia dengan komitmen untuk menyediakan produk sehat bagi keluarga.

Menperin Agus menyampaikan apresiasi kepada PT Niramas Utama yang konsisten memberikan kontribusi bagi perkembangan industri makanan dan minuman nasional. Menperin berharap PT Niramas Utama semakin memperkuat kontribusinya dalam pengembangan ekosistem makanan dan minuman halal nasional. Tentunya langkah tersebut akan terus mendapat dukungan dari Kemenperin dalam rangka penguatan daya saing produk halal Indonesia agar semakin diakui di pasar global.
Menperin Agus juga menyampaikan apresiasi atas inisiatif-inisiatif yang telah dilakukan perusahaan dalam meningkatkan kapasitas produksi, memperkuat riset dan pengembangan serta mendorong standar industri yang lebih baik. Hal ini sejalan dengan agenda nasional untuk menciptakan industri makanan dan minuman yang tangguh, inovatif, berkelanjutan, dan berorientasi ekspor.
“Semoga momentum ini menjadi bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan, meningkatkan nilai tambah, serta mendorong daya saing industri menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
Industri makanan dan minuman merupakan salah satu subsektor yang mencatatkan kinerja kuat pada pertumbuhan ekonomi nasional. Apalagi, adanya tren konsumsi rumah tangga yang terus meningkat, pertumbuhan industri makanan dan minuman juga diproyeksikan akan terus menguat dan mempertegas perannya sebagai kontributor utama sektor industri pengolahan nonmigas.
“Industri ini tidak hanya menjadi penopang pertumbuhan manufaktur nasional, tetapi juga sangat strategis dalam menyediakan kebutuhan dasar masyarakat, memperkuat rantai pasok pangan, serta memastikan ketersediaan produk yang aman, terjangkau, dan berkualitas bagi seluruh masyarakat Indonesia,” kata Menperin Agus.
Berdasarkan data World Bank dan United Nations Statistics, nilai Manufacturing Value Added (MVA) Indonesia pada tahun 2024 mencapai USD 265,07 miliar, tertinggi sepanjang perjalanan industri nasional. Capaian ini menempatkan Indonesia dalam 15 besar negara manufaktur dunia, serta terbesar kelima di Asia setelah China, Jepang, India, dan Korea Selatan. Di kawasan ASEAN, nilai MVA Indonesia berada pada posisi tertinggi, melampaui Thailand dan Vietnam.
“Kenaikan MVA ini menjadi indikator bahwa struktur industri nasional semakin kuat dan berdaya saing. Pemerintah terus mendorong kebijakan hilirisasi, peningkatan penguasaan teknologi, serta penciptaan iklim investasi yang kondusif untuk mempercepat transformasi industri,” tutur Memperin Agus.
Dalam State of The Global Islamic Economy Report 2024/2025, Indonesia menempati peringkat ke-3 dalam ekosistem industri halal global, dengan kenaikan skor tertinggi sebesar 19,8 poin dibandingkan tahun 2022. Indonesia juga menunjukkan performa unggul pada tiga sektor utama yang relevan dengan industri manufaktur, yaitu modest fashion, farmasi dan kosmetik halal, dan makanan dan minuman halal.
Sumber: Siaran Pers Kemenperin | Editor: Intoniswan
Tag: Industri Mamin