PT Pertamina Bina Medika IHC Bawahi 7 Rumah Sakit BUMN

Penandatanganan perjanjian pengambilalihan saham bersyarat antara 7 PT Rumah Sakit BUMN dengan PT Pertamina Bina Medika IHC. (Foto Kementerian BUMN)

JAKARTA.NIAGA.ASIA-PT Pertamina Bina Medika IHC mengambilalih saham 7 PT Rumah Sakit BUMN. Aksi korporasi ini merupakan bagian dari roadmap pembentukan Holding RS BUMN. Tahap awal roadmap pembentukan Holding RS BUMN telah dimulai sejak tahun 2018. Dan saat ini Pertamedika IHC telah memiliki saham mayoritas atas salah satu RS BUMN ternama yaitu RS Pelni. RS Pelni

Dengan demikian PT Krakatau Steel (Persero) Tbk sebagai pemegang saham PT Krakatau Medika; PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) sebagai pemegang saham PT Rumah Sakit Pelabuhan;PT Pelabuhan Indonesia III (Persero) sebagai pemegang saham PT Pelindo Husada Citra; PT Perkebunan Nusantara X sebagai pemegang saham PT Nusantara Medika Utama; PT Perkebunan Nusantara XI sebagai pemegang saham PT Nusantara Sebelas Medika;  PT Perkebunan Nusantara XII sebagai pemegang saham PT Rolas Nusantara Medika; dan PT Timah Tbk sebagai pemegang saham PT Rumah Sakit Bakti Timah kini berada dibawah kendali PT Pertamina Bina Medika IHC.

Corporate Communication Pertamedika IHC, Rachmi Ken Andarini dalam rilisnya disitus bumn.go.id mengatakan penandatanganan perjanjian pengambilalihan saham bersyarat antara. 7 PT Rumah Sakit BUMN dengan PT Pertamina Bina Medika IHC telah dilaksanakan tanggal 30 Juni lalu.

“Saat ini Pertamedika IHC telah memiliki saham mayoritas atas salah satu RS BUMN ternama yaitu RS Pelni. RS Pelni memiliki kinerja operasional dan keuangan yang sangat baik didorong oleh kekuatan utama dalam bidang digitalisasi layanan berbasis Information Technology. Saat ini RS Pelni melayani pasien BPJS yang menjadikannya salah satu rumah sakit dengan layanan BPJS terbaik dan terbesar di Indonesia,” kata Rachmi.

Pertamedika IHC sendiri merupakan bagian dari grup PT Pertamina (Persero), dengan rumah sakit unggulan yang dimiliki diantaranya adalah Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) yang memiliki akreditasi RS Kepresidenan, Rumah Sakit Pertamina Balikpapan, serta Rumah Sakit Pertamina Jaya (RSPJ) yang saat ini menjadi salah satu rumah sakit rujukan Covid-19 untuk daerah Jakarta. Pertamedika IHC juga memiliki 11 RS lain yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatera, Kalimantan, hingga Papua. Dalam menghadapi rangkaian proses aksi korporasi ini Pertamedika IHC didampingi oleh PT Danareksa Sekuritas beserta konsultan pendukung lainnya.

Saat ini grup BUMN rata-rata memiliki 2-4 rumah sakit, dengan posisi sebaran cenderung terkonsentrasi pada satu wilayah seperti Jawa Timur untuk grup PTPN X–XII dan Pelindo 3, atau wilayah Bangka Belitung untuk grup Timah. Pembentukan Grup Indonesia Healthcare Corporation (IHC) yang dipimpin oleh Pertamedika IHC ini bertujuan untuk memperluas cakupan wilayah pelayanan serta mengembangkan cakupan pasar Rumah Sakit BUMN Indonesia hingga mencapai 80% dalam lingkup pasar BUMN.

“Jumlah rumah sakit yang akan dikelola dalam grup IHC ini akan meningkat dari sebelumnya 14 RS menjadi total 35 RS dan akan terus bertambah setelah selesainya implementasi roadmap Holding RS BUMN,” sambungnya.

Konsolidasi 35 RS ini akan meningkatkan kapasitas grup IHC dengan jumlah lebih dari 4.500 tempat tidur di berbagai wilayah Indonesia, hal ini akan mendorong pengembangan skala bisnis secara signifikan dan pengembangan jangkauan cakupan usaha Grup IHC di Indonesia, bahkan kedepannya diharapkan dapat ekspansi ke negara tetangga.

Menteri BUMN, Erick Thohir menegaskan, integrasi RS BUMN ini akan meningkatkan fokus bisnis dan kualitas pelayanan kesehatan serta menjadikannya pemimpin pasar dalam bisnis rumah sakit di Indonesia.

“Secara konsolidasi grup RS BUMN diestimasikan memiliki pendapatan usaha hingga mencapai Rp. 4,5 triliun dan total aset mendekati Rp. 5 triliun,” ujarnya.

Erick menambahkan, penggabungan ini akan menerapkan standarisasi kualitas dan operasional layanan di jaringan rumah sakit anggota holding seluruh Indonesia, dan hal itu identik dengan peningkatan pelayanan dan sekaligus meningkatkan keahlian para expert, artinya kita mendorong Rumah Sakit milik bangsa Indonesia meraih kepercayaan masyarakat Indonesia untuk memilih berobat di RS negeri sendiri, dibanding ke luar negeri”

Pada kesempatan yang sama Direktur Utama Pertamedika IHC, Fathema Djan Rahmat, mengatakan bahwa dua fase konsolidasi rumah sakit milik BUMN merupakan sinergi untuk membangun fondasi yang kuat dalam holding RS.

“Kami berkomitmen menyelesaikan Fase ketiga dalam waktu dekat ini, sehingga nanti Indonesia Healthcare Corporation akan menjadi rumah sakit jaringan terbesar di Indonesia”. Value of Synergy & Value of Creation yang tercipta dalam proses konsolidasi ini akan menciptakan peluang besar pertumbuhan dan pemulihan ekonomi dari Healthcare Industry Sector,” pungkasnya.

Sejauh ini dipetakan beberapa strategi untuk pengembangan grup IHC kedepannya terkait peningkatan pelayanan, operasional, inovasi teknologi dan keseluruhan value chain. Beberapa inisitatif untuk mendukung strategi tersebut antara lain meningkatkan efisiensi untuk pengadaan obat dan alat kesehatan, digitalisasi, pengembangan laboratorium dan klinik klinik. (001)

Tag: