PT PKT: Ketersediaan Pupuk Subsidi di Kaltim Sangat Aman

aa
Rudy Prambudi. (Foto Intoniswan)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Ketersediaan pupuk subsidi Urea dan NPK di Kalimantan Timur yang menjadi tanggung jawab PT Pupuk Kalimantan Timur (PKT) Bontang selalu sangat aman sepanjang tahun, termasuk untuk kebutuhan tahun 2019 sudah dialokasikan untuk Urea 17.934 ton dan NPK 36.699 ton. Pendistribusian juga tidak ada masalah sebab, PKT mempunyai gudang tersebar di kabupaten/kota di Kaltim yang dekat dengan kabupaten/kota yang membutuhkan pupuk subsidi.

Demikian dikatakan Nurdi Saptono, Kepala Bagian Hubungan Internal dan Protokol dan Rudy Prambudi, Staf Promosi di Departemen Pelayanan dan Komunikasi Produk PT Pupuk Kaltim Bontang dalam acara Sosialisasi Produk Knowledge, Pendistribusian dan Penyaluran Pupuk Bersubsidi di Kalimantan Timur oleh PT Pupuk Kaltim di Samarinda, Senin (25/2).

Menurut Nurdi, dari 17.934 ton pupuk Urea subsidi yang dialokasikan tahun 2019, hingga akhir Januari  sudah ditebus distributor sebesar 1.995 ton dan sudah disalurkan ke petani oleh distributor sebanyak 1.117 ton. Sedangkan untuk pupuk NPK subsidi dari 36.699 ton yang sudah dialokasikan, sudah ditebus ditributor 3.781 ton dan sudah disalurkan distributor sebanyak 1.840 ton. “Kita pastikan ketersediaan pupuk subsidi tahun ini, seperti tahun-tahun sebelumnya sangat aman,” katanya. Pendistribusian juga dipastikan tak terkendala karena PKT mempunyai gudang di Balikpapan, Berau, Kutim, Paser, Penajam, dan di Samarinda dua tempat yakni di Jalan Damanhuri dan Teuku Umar.

aa
Nurdi Saptono. (Foto Intoniswan)

Sedangkan Rudy Prambudi menerangkan, pada prinsipnya petani yang menjadi anggota kelompok tani resmi tak kesulitan mendapatkan pupuk Urea dan NPK sebab, kebutuhannya sudah dihitung dan tercantum dalam RDKK (Rencana Definitif Kebutuhan Kelompok) masing-masing yang disahkan oleh penyuluh pertanian pemerintah. Dalam RDKK itu sudah tercantum kebutuhan bulanan hingga satu tahun. “Kalau ada petani mengeluh kesulitan mendapatkan pupuk Urea dan NPK, berarti petani itu tidak menggabungkan diri dalam kelompok tani di desa/kelurahannya masing-masing,” ungkapnya.

Disebutkan, khusus untuk kebutuhan pupuk ZA dan SP-36 di Kaltim, dipasok oleh PT Petro Kimia Gresik, hitungan kebutuhannya per tahun juga berdasarkan RDKK. Kalaupun terjadi kekosongan, bisa jadi hanya karena faktor transportasi dari Gresik ke Kaltim. “Pupuk ZA dan SP-36 bukan dipasok PKT, tapi Petro Kimia Gresik,” kata Rudy menerangkan.

Menurut Rudy, nilai harga pupuk yang disubsidi pemerintah cukup besar. Apabila harga pupuk NPK non subsidi Rp6000 per kilogram sudah di atas truk di gudang, harga untuk petani yang disubsidi pemerintah hanya sekitar Rp3000 per kilogram. Kemudian untuk harga non subsidi pupuk Urea Rp5000 per kilogram (juga harga sudah di atas truk di gudang), petani yang  mendapat subsidi hanya membayar Rp1.800 per kilogram.

Pengadaan dan distrubusi, serta penyaluran pupuk bersubsidi tahun 2019, kata Rudy berpedoman para Perpres No 15 Tahun 2011, tanggal 12 Maret 2011, Perubahan Perpres No 77 Tahun 2005 tetang Penetapan Pupuk Bersubsidi Sebagai Barang Dalam Pengawasan, Permendag No 15.M-DAG/PER/4/2013, Permentan No 47/Permentan/SR.310/11/2018, Keputusan Kadis Pertanian dan Hortikultura Kaltim No 01/SK/PSP.TP/I/2019, dan Keptusan Kadis Pertanian Kabupaten/Kota di Kaltim.

Pupuk bersudi di Kaltim disalurkan 4 distributor, yakni PT Pertani dengan wilayah kerja Samarinda, Kukar, dan Kubar, PT Perusahaan Perdagangan untuk wilayah Balikpapan, PPU, Mahulu, Berau, Bontang, dan Kutim, PTD Daya Prima dan CV Paser Berlian  untuk wilayah Kabupaten Paser. “Keempat distributor itu mendistribusikan pupuk ke 165 kios resmi,” kata Rudy.

Pada tahun 2016 untuk kebutuhan di Kaltim, PKT menyalurkan pupuk subsidi Urea 13.507 ton, NPK 8.486 ton. Tahun 2017 (Urea 17.789 ton, NPK 30.150 ton), dan tahun 2018 (Urea 17.563 ton dan NPK 34.002 ton). Pengguna pupuk subsidi di Kaltim sangat variatif. Untuk di Kaputen Paser pengguna pupuk subsidi sebagian besar adalah petani sawit, untuk di Kukar pertanian sawah, di Berau pupuk subsidi banyak digunakan petani jagung, sedangkan di perkotaan oleh petani hortikultura. (001)