
SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Salah satu peserta Bimbingan Teknis (Bimtek) Public Speaking yang digelar oleh BPSDM Kalimantan Timur (Kaltim), Adi Prianto Asmara, menyampaikan antusias mendalam atas pengalaman yang akan ia peroleh selama mengikuti pelatihan selama tiga hari tersebut, yakni tanggal 23-25 Juli 2025.
Adi merupakan perwakilan dari Protokol dan Komunikasi Pimpinan Sekretariat Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), dan juga dikenal sebagai praktisi komunikasi serta dosen terbang di Universitas Mulawarman.
“Sangat bahagia dan berkah sekali saya bisa mengikuti Bimtek Public Speaking ini. Apalagi ini melibatkan ASN dari seluruh Kaltim. Bagi kami para pranata humas, kegiatan ini benar-benar bermanfaat untuk menambah ilmu dan melatih kemampuan berbicara yang lebih efektif, efisien, dan enak didengar oleh para audiens,” ujarnya pada Rabu (23/7) di Kampus BPSDM Kaltim, Jalan H.A.M. Riffadin Nomor 88, Kota Samarinda.
Meskipun telah berpengalaman sebagai narasumber di berbagai forum dan menjadi tenaga pengajar, Adi menekankan pentingnya sikap terbuka dan rendah hati dalam proses belajar.
“Motivasi saya ikut Bimtek ini, walaupun saya sudah beberapa kali ikut pelatihan serupa, tetap saya pilih untuk low profile. Karena setiap narasumber itu punya kekuatan dan pengalaman yang berbeda-beda. Nah, itu yang saya cari, yaitu sudut pandang baru, serta pendekatan berbeda,” jelasnya.
Adi menambahkan, dalam dunia komunikasi, proses belajar tak pernah berhenti. Selalu ada saja hal baru yang bisa dipetik dari orang lain, termasuk dalam teknik menyampaikan pesan, membaca situasi audiens, atau mengelola dinamika forum.
Dalam pandangannya, kemampuan berbicara di depan publik bukan lagi sekadar pelengkap, melainkan kompetensi utama yang harus dimiliki ASN, terutama di bidang kehumasan dan pelayanan komunikasi pimpinan.
“Public speaking itu penting banget, apalagi kita itu melayani pimpinan dan masyarakat. Kalau cara kita berbicara tidak jelas, tidak tepat, bisa terjadi miskomunikasi. Jadi kemampuan ini harus terus diasah, baik untuk komunikasi internal maupun eksternal,” tuturnya.
Adi juga menegaskan bahwa tantangan berbicara di depan publik pasti dirasakan semua orang, namun kuncinya hanya satu, yaitu kemauan untuk keluar dari zona nyaman dan terus berlatih.
“Setiap orang pasti punya tantangan masing-masing. Tapi kalau kita mau belajar dan mencoba, pasti bisa. Asalkan mau keluar dari zona nyaman, semuanya mungkin,” terangnya.
Harapannya, kegiatan positif seperti ini tidak berhenti di tahun 2025 saja, melainkan bisa menjadi program berkelanjutan yang semakin diperluas dan diperkuat dari sisi teknis maupun kuota peserta.
Pria berusia 39 tahun tersebut menilai bahwa pelatihan seperti ini bukan hanya memperkaya kemampuan teknis ASN di pemerintahan saja, tetapi juga mempererat jaringan antarinstansi dan membangun budaya komunikasi yang lebih profesional dalam pelayanan publik.
“Saya berharap kegiatan ini tidak berhenti di tahun ini. Tahun depan kalau bisa diadakan lagi. Tapi tolong, jangan digabung terlalu banyak. Kalau bisa, dibagi kelas-kelas kecil maksimal 40 orang. Supaya penyampaian materi lebih maksimal,” pintanya.
Penulis: Lydia Apriliani | Editor: Intoniswan | ADV Diskominfo Kaltim
Tag: Bimtek