Pulang dari Tawau, Warga Bulungan Diisolasi di Tarakan Terkait Covid-19

Dirut RSUD Tarakan bersama dokter spesialis saat menggelar jumpa wartawan di ruang kerjanya, pagi tadi. (Foto: Mansyur/Niaga Asia)

TARAKAN.NIAGA.ASIA – Seorang warga yang diketahui punya riwayat perjalanan dari Tawau Malaysia, telah dirawat di RSUD Tarakan, mulai Rabu (18/3) kemarin.

Warga berdomisili di Bunyu Kabupaten Bulungan dengan usia 70 tahun itu, kini statusnya ditetapkan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP).

“Kemarin sore ada rujukan dari Pertamedika, yang diketahui habis melakukan perjalanan dari Tawau. Keluhannya batuk, demam, sesak nafas, dan dalam foto rontgennya ada infeksi paru-paru,” kata Direktur Utama RSUD Tarakan dr Hasbi Hasyim, dalam penjelasan resmi, Kamis (19/3).

Hasbi menerangkan, pemeriksaan terhadap pasien tersebut sudah dilakukan oleh pihak rumah sakit. Selanjutnya hasil uji sampel pasien dilimpahkan ke Satgas Covid-19 Dinas Kesehatan (Dinkes) Tarakan, guna untuk dikirim laboratorium di Surabaya

Dengan begitu, jika mengacu pernyataan Hasbi dan Dinkes Tarakan melalui juru bicara Satgas Covid-19 Tarakan, dr Devi Ika Indriana, sehari sebelumnya, status PDP di rumah sakit terbesar di Provinsi Kalimantan Utara ini, hingga pagi tadi, berjumlah 4 orang.

Namun hal ini dibantah oleh Hasbi lantaran 3 orang sebelumnya diketahui masih orang dalam pemantauan (ODP).

“Data kemarin ada tiga orang yang kita rawat, itu sebetulnya orang dalam pemantauan (ODP) semua, belum PDP,” kilah dia.

Perubahan status ini sangat beralasan. Dia menjelaskan, pemeriksaan pada pasien pertama yang merupakan penumpang KM Pelni dari Toli-Toli, hasilnya tidak ditemukan gejala Covid-19, namun terdiagnosa penyakit tipes.

“Pasien yang kedua dari KTT (Kabupaten Yana Tidung) masih ODP, karena kita belum dapat hasil pemeriksaan laboratorium. Kontak terdekatnya juga kita belum ada hasil,” katanya.

“Ketiga pasien ini hasil pemeriksaan radiologi rontgen paru-paru tidak ada mendukung ke arah infeksi paru-paru. Tadi pagi juga kami sudah cek ketiganya dan kondisinya membaik,” sambung Hasbi.

Menanggapi rilis Dinkes Tarakan yang menyebutkan 17 ODP dan 3 PDP yang dikeluarkan pada 18 Maret, Hasbi mengaku tidak tahu. “Yang jelas ODP tidak selamamya di rumah sakit karena ODP itu di rumah. Cuma kemarin itu ada keluhan berat sehingga kita rawat di rumah sakit,” jelasnya. (003)

 

Tag: