Pulau Sangalaki Dibuka Kembali untuk Umum 10 Agustus

Destinasi wisata, Pulau Sangalaki. (Foto HO/Net)

TANJUNG REDEB.NIAGA.ASIA–Setelah objek wisata ditutup selama berbulan-bulan guna mengantisipasi penyebaran COVID-19 di Kabupaten Berau, tempat-tempat wisata secara bertahap mulai dibuka untuk umum. Untuk tahap pertama, pada 10 Agustus 2020, Pulau Sangalaki sudah dibuka untuk ikunjungi umum.

“Benar. Nanti Minggu yang bertepatan dengan Hari Konservasi Alam Nasional (HKAN), Berau akan kedatangan Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) provinsi Kaltim yang memperingati HKAN itu, dan semua kegiatan dipusatkan di Pulau Sangalaki sekaligus membuka kembali kegiatan wisatanya,” jelas Kepala Seksi Konservasi Wilayah I, BKSDA Kaltim wilayah kerja Berau, Dheny Mardiono, dihubungi via telepon, Jumat (7/8/2020) siang.

Dijelaskannya, meskipun nanti objek wisata Pulau Sangalaki sudah dibuka kembali, namun hanya wisatawan Kaltim dan sekitarnya saja yang boleh berkunjung. Ini sesuai dengan tahapan pembukaan wisata secara bertahap dari Kementerian Pariwisata.

“Jadi hanya wisatawan dari provinsi Kaltim dan Kaltara saja yang boleh berwisata di Pulau Sangalaki. Nanti setelah ada tahap dua barulah wisatawan luar provinsi tersebut boleh berkunjung. Apalagi juga sudah ada Standar Operasional Prosedur (SOP) khusus di tempat wisata, yang diterapkan dimana jumlah pengunjung dan jam berkunjung wisatawan dibatasi setiap harinya,” tambah Dheny.

Selain membuka kegiatan wisata, pelepasan 1500 tukik dan pembersihan pantai juga dilakukan sebagai rangkaian peringatan HKAN di Pulau Sangalaki. Dan setelah itu, dilanjutkan perjalanan ke Teluk Sumbang untuk melihat perkembangan keanekaragaman hayati disana.

“Dari tanggal 9 Agustus kita sudah ada di Pulau Sangalaki. Karena malam harinya ada diskusi ringan, obrolan seputar wisata Berau dengan Kepala Dinas Pariwisata Berau, Kepala BKSDA Kaltim, Polres yang diwakili Satpol Air, AL, Polsek, Kepala Kampung Derawan, pegiat konservasi di Berau (yayasan penyu Indonesia dan beberapa Non Government Organization – NGO bidang konservasi),” tutupnya. (mel/adv)

Tag: