Putaran Uang di Belanja Online 12,2 Miliar US$

aa
Deputi  Infrastruktur, Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), Hari Santosa Sungkari bersama Walikota Samarinda, H Syaharie Jaang  membuka BEKRAF Developer Day di Hotel Harris  Samarinda, Sabtu (14/9/2019). (Foto Intoniswan/Niaga.Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Putaran uang di belanja online atau e-Commerce pada tahun 2018 mencapai US$  12,2 miliar lebih, atau setara Rp170 triliun lebih (kurs Rp14.000/1 US$).  Dibandingkan tahun 2017, ada kenaikan 49%. Putaran uang di belanja online tersebut, menetes hingga ke lapisan masyarakat bawah.

“Hebatnya, dari ribuan pelaku usaha di belanja online tersebut, 35% adalah perempuan,” ungkap Deputi  Infrastruktur Badan Ekonomi Kreatif (BEKRAF), Hari Santosa Sungkari saat membuka BEKRAF Developer Day 2019 yang diikuti lebih kurang 500 anak muda yang berminat di dunia kreatif berbasis TIK (Tekonologi Informatika dan Komputer) yang juga dihadiri Walikota Samarinda, H Syaharie Jaang di Samarinda, Sabtu (14/9/2019).

Menurut Hari, akumulasi perputaran uang lewat transaksi online akan membesar sesuai pertumbuhan ekonomi  dan potensi pasar yang di Indonesia memang besar, karena jumlah penduduknya besar.

“Apabila tahun 2025 nanti ekonomi Indonesia mencapai posisi 4 atau 5 besar dunia, transaksi barang dan jasa lewat online juga akan bertambah besar,” ujarnya.

aa
Lebih kurang 500 anak muda yang berminat di usaha ekonomi kreatif berbasis teknologi informatika dan komputer hadir di BEKRAF Developer Day 2019 di Samarinda dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan kapasitas, Sabtu (14/9/2019). (Foto Intoniswan/Niaga.Asia)

Pemerintah melalui BEKRAF akan terus memberikan dukungan kepada pelaku ekonomi, agar barang dan jasa yang dihasilkannya bisa dipasarkan lewat online. Barang yang bisa dijual lewat teknologi berbasis internet tidak hanya berupa barang dan jasa, tapi juga produk kebudayaan lokal juga bisa, misalnya lagu daerah, kesenian daerah lainnya, termasuk permainan tradisional. “Namanya digitalisasi permainan tradisional, misalnya dalam bentuk game,”  kata Hari.

Dikatakan Hari, saat ini di Indonesia tercatat ada 1.019 pelaku ekonomi kreatif atau StarUp  dan masih banyak juga yang belum terdaftar, serta 4 Unicorn, seperti bukalapak dan Gojek. Dari 1.019 StarUp tersebut, dari Kalimantan baru terdaftar 25.

“Kita ingin StarUp dari Kalimantan yang jumlahnya baru 25 bertambah banyak. Pertambahannya diharapkan dari Kalimantan Timur, karena Kaltim akan menjadi ibu kota negara,” harap Hari. “Digitalisasi potensi budaya lokal, seperti Kutai, bisa dilakukan dan itu memberi nilai tambah pada masyarakat, khusus anak muda kreatif.” (001)

Tag: