Putin: Tidak Ada yang Menang Dalam Perang Nuklir

Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan wartawan setelah KTT Kaspia di Ashgabat, Turkmenistan 29 Juni 2022. Gambar diambil 29 Juni 2022. (Sputnik/Dmitry Azarov/Pool via REUTERS)

LONDON.NIAGA.ASIA — Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Senin bahwa tidak akan ada pemenang dalam perang nuklir dan perang semacam itu tidak boleh dimulai.

Putin membuat komentar dalam sebuah surat kepada peserta konferensi tentang perjanjian non-proliferasi nuklir (NPT), lebih dari lima bulan dalam perangnya di Ukraina.

“Kami melanjutkan dari fakta bahwa tidak ada pemenang dalam perang nuklir dan itu tidak boleh dilepaskan, dan kami berdiri untuk keamanan yang sama dan tak terpisahkan untuk semua anggota komunitas dunia,” kata Putin seperti dikutip dari Reuters Senin.

Kekhawatiran dunia internasional tentang risiko konfrontasi nuklir telah meningkat sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari. Dalam pidatonya pada saat itu, Putin dengan tegas merujuk pada persenjataan nuklir Rusia dan memperingatkan kekuatan luar terhadap segala upaya untuk ikut campur.

“Siapa pun yang mencoba menghalangi kami … harus tahu bahwa tanggapan Rusia akan segera dilakukan. Dan itu akan membawa Anda pada konsekuensi yang belum pernah Anda temui dalam sejarah Anda,” katanya.

Beberapa hari kemudian, dia memerintahkan pasukan nuklir Rusia untuk siaga tinggi.

Perang di Ukraina telah meningkatkan ketegangan geopolitik ke tingkat yang tidak terlihat sejak Krisis Rudal Kuba 1962.

Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa Antonio Guterres mengatakan pada bulan Maret: “Prospek konflik nuklir, yang dulu tidak terpikirkan, sekarang kembali ke ranah kemungkinan.”

Politisi di Rusia dan Amerika Serikat telah berbicara secara terbuka tentang risiko Perang Dunia Ketiga.

Direktur CIA William Burns mengatakan pada bulan April bahwa mengingat kemunduran yang dialami Rusia di Ukraina, “tidak ada dari kita yang dapat menganggap enteng ancaman yang ditimbulkan oleh potensi penggunaan senjata nuklir taktis atau senjata nuklir hasil rendah.”

Rusia, yang doktrin militernya mengizinkan penggunaan senjata nuklir jika terjadi ancaman eksistensial terhadap negara Rusia, menuduh Barat melancarkan “perang proksi” melawannya dengan mempersenjatai Ukraina dan menjatuhkan sanksi terhadap Moskow.

Sumber : Kantor Berita Reuters | Editor : Saud Rosadi

 

Tag: