QRIS Permudah UMKM dan Masyarakat Bertransaksi 

Ilustrasi transaksi QRIS. (Foto Istimewa)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Tren pembayaran nontunai menggunakan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard) di Kalimantan Timur semakin baik dan meningkat tajam. Pembayaran nontunai ini menjadi alternatif strategis yang menawarkan efisiensi dan kemudahan, baik bagi masyarakat maupun pelaku UMKM.

“Contohnya kalau pecahan kecil, para UMKM biasa kesulitan mencarikan kembalian pecahan kecil untuk kembalian. Namun dengan adanya QRIS, langsung scan tanpa adanya pengembalian, sehingga UMKM juga lebih fokus untuk berjualan,” kata Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kaltim, Bayuadi, disela-sela kegiatan Kaltim Paradise of The East x Summer Fest 2025 yang digelar di Convention Hall Samarinda pada 5–8 November 2025, Jumat (7/11/2025).

Menurut Bayuadi, tidak hanya efisiensi waktu dan mempermudah transaksi, pembayaran non-tunai ini juga menjamin kesehatan para pembeli, menjaga kebersihan tangan penjual, terutama pedagang makanan dari kuman-kuman pembawa penyakit yang melekat di uang fisik yang telah berpindah dari satu tangan ke tangan lainnya.

“Dulu waktu menggunakan uang tunai, berpindah bakterinya kemana-mana. Namun dengan pembayaran non tunai pedagang gak perlu pegang uang fisik. Jadi kesehatan makanan tetap terjaga,” jelasnya.

Bayuadi optimistis penggunaan pembayaran nontunai akan terus didorong lebih tinggi, terutama di kalangan UMKM Kaltim.

Selain itu, pemanfaatan QRIS kini sudah bisa digunakan untuk transaksi lintas negara. Hal ini tentu menjadi potensi besar bagi sektor pariwisata dan perdagangan.

Fasilitas pembayaran nontunai QRIS antarnegara kini telah terhubung ke empat negara yakni Singapura, Jepang, Thailand, dan Malaysia.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kaltim Bayuadi (niaga.asia/Nur Asih Damayanti)

Kemampuan transaksi lintas negara ini tentu memberikan kemudahan bagi masyarakat maupun pengunjung dari luar negara yang ingin berbelanja tanpa menukarkan nilai mata uang negara asal.

“Turis datang kesini gak usah bawa uang tunai tinggal bawa ponsel bisa melakukan pembayaran, kita juga kalau mau keluar negeri gak perlu membawa uang tunai,”ujarnya.

Hadirnya QRIS antarnegara ini juga memiliki peran dalam menjaga stabilitas nilai tukar Rupiah. Bank Indonesia Kaltim mencatat saat ini jumlah pengguna QRIS di Kaltim telah mencapai 213.000 jiwa hingga Agustus 2025 lalu.

“Jadi orang luar gak perlu lagi membawa dolar untuk ditukar rupiah, ataupun rupiah di tukar dolar. Hanya dengan QRIS transaksi bisa dimana saja,” demikian Bayuadi.

Transaksi sistem pembayaran di Kaltim melanjutkan tren peningkatan pada triwulan II 2025, didorong oleh perbaikan aktivitas ekonomi pada triwulan II 2025. Dari sisi nominal, transaksi melalui infrastruktur sistem pembayaran Bank Indonesia tercatat mengalami peningkatan sebesar 6,10% (yoy) pada periode laporan. Hal tersebut didorong utamanya oleh akselerasi penggunaan  BI-FAST dan Real Time Gross Settlement (RTGS) yang juga mengalami peningkatan secara nominal masing masing sebesar 14,83% (yoy) dan 1,29% (yoy).

Disisi lain, nominal transaksi sistem pembayaran non tunai melalui Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) mengalami kontraksi sebesar 16,14% (yoy) pada periode laporan, sejalan dengan pergeseran preferensi masyarakat terhadap penggunaan  BI-FAST.

Pada transaksi sistem pembayaran ritel, nominal transaksi QRIS mencatat peningkatan sebesar 178% (yoy) seiring minat masyarakat yang terus bertambah pada sistem pembayaran digital. Sementara itu transaksi Alat Pembayaran Menggunakan Kartu (APMK) dan Uang Elektronik dari sisi nominal juga mengalami pertumbuhan, masing masing sebesar 2,24% (yoy) dan 8,74% (yoy).

Sementara itu dari sisi transaksi tunai, Bank Indonesia Kaltim mencatat aliran uang kartal di Kaltim berada dalam posisi net inflow sebesar Rp258 miliar pada triwulan II 2025. Kondisi ini terjadi seiring dengan meningkatnya aliran uang masuk sebagai dampak normalisasi transaksi masyarakat, pasca HBKN Idul Fitri pada triwulan sebelumnya.

Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Intoniswan

Tag: