Rahma Leppa: Masyarakat Minta Perbaikan Infrastruktu dan Tambahan BBM Subsidi

Ketua DPRD Nunukan Hj. Rahma Leppa. (Foto Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Masa reses anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Nunukan, telah berakhir, masing-masing anggota legislatif yang berkantor di Jalan Ujang Dewa, Kecamatan Nunukan Selatan, membawa hasil penjaringan aspirasi masyarakat.

Ketua DPRD Nunukan Hj Rahma Leppa saat reses memilih Kampung Pukat, Kecamatan Nunukan. Dari pertemuan dengan masyarakat, masyarakat mengajukan dua permintaan,  yakni minta perbaikan infrastruktur berupa kayu dan penambahan jatah BBM bersubdi bagi nelayan.

“Infrastruktur jembatan kayu disana sudah lama dibangun, jadi ada kerusakan goyang – goyang, makanya perlu renovasi,” katanya Leppa pada Niaga.Asia, Kamis (31/03/2022).

Nelayan mengusulkan kios penjualan yang berada di laut diberikan tambahan jatah BBM subsidi, karena selama ini nelayan kesulitan mendapatkan solar ataupun pertamax untuk perahu dan speedboat yang digunakan menangkap ikan.

Usulan perbaikan tempat ibadah (mushola) disampaikan pula masyarakat Kampung Pukat, termasuk permintaan kursi-kursi untuk Posyandu.

“Kalau tambahan BBM nanti saya sampaikan langsung ke Pemkab Nunukan, nah kalau perbaikan mushola dan kursi posyandu biarlah saya bantu pribadi,” bebernya.

Aspirasi disampaikan juga warga Gang H. Made Jalan P. Antasari, Kelurahan Nunukan Timur, masyarakat disana meminta pemasangan lampu jalan dan perbaikan aspal jalan yang mulai rusak termakan usia.

Leppa mengaku telah menyampaikan semua aspirasi atau permintaan masyarakat  ke tiap kepala dinas. Khusus permintaan lampu jalan untuk penerangan sebaiknya menggunakan lampu tenaga surya.

“Semua aspirasi masyarakat belum pernah diusulkan sebelumnya, saya sudah sampaikan ke instansi terkait agar memperhatikan keinginan itu,” jelasnya.

Terlepas dari usulan pembangunan, masyarakat minta DPRD bisa menyampaikan ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) agar kendaraan pengangkut sampah yang sering lewat di jalan memperhatikan muatannya.

“Nah itu katanya sering sampah di mobil pengangkut jatuh berserakan di jalan, ini jelas kurang baik untuk lingkungan ya,” ucapnya.

Kepada masyarakat, Leppa menjelaskan bahwa aspirasi yang terjaring lewat reses tidak mungkin langsung direalisasikan, semua butuh proses panjang mulai dari pengusulan ke pemerintah sampai pembahasan musrembang hingga memilih mana yang layak segera dikerjakan.

“Namanya penjaringan pasti harus disaring, ini yang kadang tidak dipahami masyarakat, mereka pikir hasil penjaringan langsung direalisasikan begitu,” jelas Leppa.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

Tag: