Rajapaksa Kabur, Warga Sri Lanka Geledah Istana Presiden

Demonstran menikmati sarapan usai memasuki gedung Sekretariat Presiden, setelah Presiden Gotabaya Rajapaksa melarikan diri, di tengah krisis ekonomi negara, di Kolombo, Sri Lanka, Minggu 10 Juli 2022. (REUTERS/Dinuka Liyanawatte)

KOLOMBO.NIAGA.ASIA — Warga Sri Lanka berkeliaran di istana presiden yang mereka geledah hari Minggu. Situasi hari ini kembali mereda setelah sehari sebelumnya massa pengunjukrasa menyerbu gedung dan memaksa Presiden Gotabaya Rajapaksa mengundurkan diri.

Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe juga mengatakan dia akan mundur pada 13 Juli 2022, menurut parlemen Sri Lanka.

Kekacauan politik yang terjadi saat ini dapat memperumit upaya untuk menarik Sri Lanka keluar dari krisis ekonomi terburuknya dalam tujuh dekade, yang dipicu oleh kekurangan mata uang asing yang parah sehingga telah menghentikan impor kebutuhan pokok seperti bahan bakar, makanan dan obat-obatan.

Dana Moneter Internasional (IMF), yang telah melakukan pembicaraan dengan pemerintah Sri Lanka untuk kemungkinan bailout USD 3 miliar mengatakan pada hari Minggu, pihaknya sedang memantau kejadian-kejadian tersebut dengan cermat.

BACA JUGA :

Marah atas Krisis Ekonomi, Warga Sri Lanka Serbu Rumah Presiden

Ekonomi Sri Lanka Kolaps

“Kami berharap resolusi situasi saat ini yang akan memungkinkan dimulainya kembali dialog kami tentang program yang didukung IMF,” kata IMF dalam pernyataannya, dikutip niaga.asia dari REUTERS, Minggu.

Rajapaksa belum terlihat di depan umum sejak Jumat dan dia belum secara langsung mengatakan apapun tentang pengunduran dirinya. Kantor Wickremesinghe mengatakan dia juga akan berhenti, meskipun dia maupun Rajapaksa tidak dapat dihubungi, usai dievakuasi ke tempat yang lebih aman.

Tiga anggota kabinet mengatakan mereka telah mengirimkan surat pengunduran diri mereka.

Frustasi ribuan warga Sri Lanka memuncak hari Rabu di tengah krisis ekonomi parah saat inu. Mereka menerobos blokade petugas bersenjata menuju ke istana presiden dan mendudukinya. Perabotan dan artefak hancur, dan beberapa di antara pengunjuk rasa mengambil kesempatan untuk bermain-main di kolam renang istana presiden.

Demonstran menyerbu masuk Sekretariat Presiden, setelah Presiden Gotabaya Rajapaksa melarikan diri, Sabtu 9 Juli 2022. (REUTERS/Dinuka Liyanawatte)

Sekitar 45 orang dibawa terluka ke rumah sakit utama pada hari Sabtu, kata seorang pejabat rumah sakit. Sejauh ini tidak ada laporan kematian dari peristiwa itu.

Pada hari Minggu, orang-orang biasa yang kagum dengan bangunan istana presiden berjalan mengelilinginya. Anggota pasukan keamanan, beberapa dengan senapan serbu, berdiri di luar kompleks tetapi tidak menghentikan orang untuk masuk.

Di antara mereka yang melihat adalah penjual saputangan berusia 61 tahun B.M. Chandrawathi, yang melenggang ke kamar tidur lantai satu ditemani putri dan cucunya.

BACA JUGA :

Sri Lanka Berjuang Cari Dana Bayar Pengiriman Bahan Bakar

Rumitnya Pembicaraan dengan IMF Karena Sri Lanka Bangkrut

“Saya belum pernah melihat tempat seperti ini dalam hidup saya,” kata Chandrawathi kepada Reuters saat dia mencoba menduduki sofa mewah.

“Mereka menikmati kemewahan super sementara kami menderita,” katanya. “Kami ditipu. Saya ingin anak-anak dan cucu-cucu saya melihat gaya hidup mewah yang mereka nikmati,” terang Chandrawathi.

Di dekatnya, sekelompok pemuda bersantai di tempat tidur bertiang empat dan yang lainnya berdesak-desakan di atas treadmill dengan pemandangan, dipasang di depan jendela besar yang menghadap ke halaman rumput yang terawat.

Sumber : Kantor Berita Reuters | Editor : Saud Rosadi

Tag: