Rasio Kredit Bermasalah Bulan April 2022 Sebesar 2,99%

Kantor Bank Indonesia (Foto Istimewa)

JAKARTA.NIAGA.ASIA – Ketahanan sistem keuangan tetap terjaga dan intermediasi perbankan melanjutkan perbaikan secara bertahap. Rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio / CAR) perbankan Maret 2022 tetap tinggi sebesar 24,79%, dan rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan / NPL) tetap terjaga, yakni 2,99% (bruto) dan 0,84% (neto).

Hal itu diungkap  Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo seusai memimpin Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 23-24 Mei 2022, Selasa (24/5/2022).

Menurut Perry, intermediasi perbankan pada April 2022 melanjutkan perbaikan dibandingkan bulan sebelumnya dengan kredit tumbuh sebesar 9,10% (yoy). Pertumbuhan kredit terjadi di seluruh kelompok bank, serta sebagian besar segmen kredit, dan sektor ekonomi, seiring berlanjutnya pemulihan aktivitas korporasi dan rumah tangga.

“Dari sisi penawaran, standar penyaluran kredit terus melonggar terutama di sektor Perdagangan, Industri, dan Pertanian, seiring menurunnya persepsi risiko kredit. Dari sisi permintaan, pemulihan kinerja korporasi terus berlanjut, tercermin dari perbaikan penjualan, kemampuan membayar, dan belanja modal,” paparnya.

Pertumbuhan kredit UMKM juga meningkat sebesar 16,75% (yoy) pada April 2022. Dalam rangka mempercepat pemulihan UMKM pascapandemi Bank Indonesia bersinergi dengan Pemerintah menyelenggarakan Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2022 pada 26-29 Mei 2022.

Suku Bunga Terus Turun

Pada bagian lain, Perry menerangkan, suku bunga perbankan terus mengalami penurunan sejalan dengan tren menurunnya risiko kredit. Di pasar uang, suku bunga IndONIA pada 27 April 2022 sebesar 2,81%, tidak jauh berbeda dibandingkan dengan level April 2021 yang sebesar 2,79%.

“Di pasar dana, suku bunga deposito 1 bulan perbankan turun sebesar 80 bps sejak April 2021 menjadi 2,86% pada April 2022,” katanya.

Di pasar kredit, suku bunga kredit baru lebih rendah 43 bps pada periode yang sama, sejalan dengan penurunan SBDK dan perbaikan persepsi risiko perbankan di tengah berlanjutnya pemulihan aktivitas ekonomi.

Perbankan melanjutkan dukungan pembiayaan ke sektor prioritas, dengan pemberian suku bunga kredit yang relatif lebih rendah dibandingkan kredit sektor nonprioritas.

“ Bank Indonesia memandang peran perbankan dalam penyaluran kredit/pembiayaan termasuk melalui penurunan suku bunga kredit dapat ditingkatkan guna semakin mendorong pemulihan ekonomi nasional,” ucap Perry.

Sumber: Departemen Komunikasi Bank Indonesia | Editor: Intoniswan

Tag: