Ratusan Mahasiswa Asal Samarinda Kesulitan Kembali ke Kampusnya di Luar Daerah

Ilustrasi

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Ratusan mahasiswa asal Samarinda kesulitan kembali ke kampusnya di luar daerah, karena belum divaksin dan belum mempunyai sertifikat vaksin sebagai persyaratan perjalan menggunakan pesawat terbang atau kapal ke pulau Jawa dan lainnya.

Salah seorang orang tua mahasiswa, Bahar Sikumbang kepada Niaga.Asia, Rabu (25/8/2021) menjelaskan, putranya yang kuliah di Bandung, seharus sudah masuk kuliah tanggal 29 Juli 2021, tapi hingga kini masih di Samarinda, karena belum mendapatkan vaksin.

“Sudah keliling kemana-mana, ke Puskesma-Puskesmas, kemudian mencoba mendaftar ke aplikasi penyelenggara vaksin massal, tetap gagal karena sudah penuh kuotanya,” ujar Bahar.

Ia berharap, Dinas Kesehatan Kota Samarinda memberi ruang atau prioritas kepada mahasiswa asal Samarinda untuk divaksin agar bisa melanjutkan kuliah di luar Samarinda, misalnya di Bandung, Jogyakarta, Malang, Yogyakarta, dan kota-kota lainnya.

Sementara menurut pantauan Niaga.Asia, vaksinasi massal yang diselenggarakan beberapa organisasi, lebih banyak vaksin disuntikkan kepada keluarga unit pelaksana vaksinasi massal. Setelah keluarganya didaftar dan diinput ke aplikasi vaksin, setelah itu, sisanya diumumkan ke masayarakat. Hanya sebagian kecil dari kuota vaksin dinikmati masyarakat umum, orang “dalam” yang banyak dapat vaksin.

Daftar Dulu di 26 Puskesmas

Menanggapi sebagian warga Samarinda dan mahasiswa khususnya yang masih kesulitan mendapatkan vaksin COVID-19, Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda dr Ismid Kusasih mengatakan,  warga mendapatkan vaksin COVID-19 di Puskesmas.

“Bisa vaksin di Puskesmas,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Samarinda dr Ismid Kusasih, dikonfirmasi Niaga Asia, Rabu (25/8).

Ismid memang tidak menampik, sebelumnya kuota vaksin di Puskesmas hanya ditujukan untuk vaksin dosis kedua dan warga lanjut usia (lansia).

“Ada jatah untuk umum tapi tetap harus terdaftar. Bukan masing-masing datang, langsung (dapat). Daftar dulu,” ujar Ismid.

Diterangkan Ismid, kebijakan agar masyarakat lebih dulu mendaftar lebih dulu untuk vaksin di Puskesmas dikeluarkan Dinkes pekan lalu.

“Mulai minggu lalu waktu vaksin banyak datang,” terang Ismid.

“Tapi itu masing-masing di Puskesmas. Saya tidak bisa terlalu banyak komentar. Kan ada juga Puskesmas yang habiskan vaksin dosis II dulu. Itu masing-masing Puskesmas,” sebut Ismid.

“Jadi sekarang bisa daftar dulu. Nanti diberikan nomor antriannya. Itu akan jauh lebih merata distribusinya ke 26 Puskesmas di Samarinda,” tambah Ismid.

Ditanya lebih jauh, Ismid juga tidak menampik tiap Puskesmas dijatah 70 dosis.

“Tapi itu beda-beda untuk Puskesmas. Kan ada Puskesmas besar. Artinya, kebijakan dari Dinkes, sikakan dijalankan. Kalau semua Dinkes yang atur tidak mungkin. Dinkes misalnya mengatur untuk vaksin massal,” ungkap Ismid.

Percepatan vaksinasi sendiri kembali kepada ketersediaan vaksin.

“Kita sulit juga mendahulukan orang yang mau melakukan perjalanan. Kriteria khusus kan lansia, bukan pelaku perjalanan,” papar Ismid.

Dua Jenis Stok Vaksin untuk Vaksinasi

Masih disampaikan Ismid, masyarakat perlu memahami bahwa stok vaksin di Samarinda terbagi menjadi dua. Selain dari Kemenkes langsung ke Dinkes di daerah, juga ada vaksin dari instansi vertikal.

Semisal instansi di Samarinda yang melakukan penyelenggaraan vaksinasi dan menitipkan vaksin di gudang Dinkes Samarinda.

“Vaksin yang masuk untuk Dinkes, juga ada dari penyelenggara instansi vertikal. Mereka yang punya kewenangan siapa yang akan divaksin,” jelas Ismid.

“Kuota vaksin di Samarinda dari Kemenkes, selalu berubah-ubah. Itu buat kita pusing,” ujarnya.

Penulis : Intoniswan dan  Saud Rosadi | Editor : Saud Rosadi

 

Tag: