Ratusan Sekolah di Korsel Harus Ditutup Lagi karena Lonjakan Kasus COVID-19

Sebelumnya, sekolah-sekolah di Korea Selatan sudah dibuka kembali dengan tatanan baru, termasuk pengecekan suhu tubuh di sekolah. (Hak atas foto YONHAP/EPA Image caption)

SEOUL.NIAGA.ASIA-Ratusan sekolah di Korea Selatan terpaksa ditutup hanya beberapa hari setelah dibuka kembali, karena ada lonjakan kasus virus corona.

Pada Rabu (27/05), lebih dari 800 sekolah kembali dibuka dan pemerintah meminta perusahaan untuk menerapkan jam kerja yang fleksibel bagi karyawan.

Namun hanya sehari kemudian, ada 79 kasus baru Covid-19, penambahan harian terbesar dalam dua bulan.

Dilaporkan kasus-kasus baru tersebut antara lain terjadi di dekat daerah dengan penduduk padat.

Ruang kelas di Korea Selatan kembali sepi, tanpa murid setelah pemerintah memutuskan sekolah harus ditutup lagi. (Hak atas foto Getty Images Image caption)

Sekarang, pihak berwenang meminta warga untuk menghindari kerumunan, sementara taman dan museum ditutup.

Sebagian besar kasus baru terkait dengan pusat distribusi di Bucheon, di sebelah barat ibu kota Seoul.

Gudang dijalankan oleh perusahaan e-commerce terbesar di negara itu, Coupang, dan para pejabat mengatakan fasilitas itu tidak sepenuhnya mematuhi langkah-langkah pengendalian infeksi.

Para pejabat kesehatan bahkan menemukan jejak Covid-19 pada sepatu dan pakaian pekerja.

Mereka telah berhasil melacak dan menguji ribuan karyawan dari pusat fasilitas dan akan ada pemeriksaan lebih lanjut pada fasilitas distribusi lainnya di seluruh negeri selama dua minggu ke depan.

Ketakutan akan infeksi telah memaksa 251 sekolah di Bucheon tutup lagi setelah dibuka kembali, sementara ratusan lainnya menunda pembukaan kembali sekolah.

Hak atas foto EPA

Seorang siswa di Seoul, yang ibunya bekerja di gudang Coupang, juga ditemukan terpapar virus corona. Otoritas kesehatan telah memberlakukan kembali beberapa pembatasan dan menyerukan kampanye jarak sosial yang lebih ketat selama dua minggu ke depan.

Tidak pernah ada karantina wilayah di Korea Selatan – sebaliknya negara ini mengandalkan pelacakan agresif dan langkah-langkah pengujian.

Sebagian besar dari langkah pembatasan sosial di negara ini besifat sukarela, namun pesan yang disampaikan kepada publik tentang langkah itu sangat emosional.

Pesannya adalah mematuhi langkah-langkah ini agar anak-anak bisa pergi ke sekolah dan menghentikan gangguan pada pendidikan mereka.

Permohonan itu berhasil di masa lalu. Pejabat kesehatan berharap itu berfungsi sekali lagi.

Sumber: BBC News Indonesia

Tag: