Razia Biliar, Petugas Satpol Diduga Aniaya 8 Aktivis Hingga Luka-luka

Pemuda yang diduga korban penganiayaan Satpol PP Samarinda saat berada di kantor Satpol PP. (foto : istimewa)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Peristiwa dugaan penganiayaan terjadi Jumat (9/8) malam, di lokasi arena biliar kawasan Jalan Wahid Hasyim, Samarinda. Tanpa alasan jelas, petugas Satpol PP yang mekakukan razia biliar dan pemeriksaan KTP, diduga menganiaya 8 pemuda yang nongkrong di warung kopi. Bahkan diduga ikut merusak warung kopi.

Peristiwa itu terjadi sekira pukul 23.20 WITA. Empat mobil berisi ratusan petugas Satpol PP Samarinda, datang menghampiri salah satu lokasi biliar, di Jalan Wahid Hasyim.

Petugas kemudian mendatangi sekelompok pemuda, yang sedang nongkrong dan diskusi di warung kopi, tepat di depan lokasi arena biliar. Petugas lantas meminta identitas KTP pemuda itu.

Sempat terjadi adu mulut antara Satpol PP dan 8 pemuda yang nongkrong. Jumlah petugas Satpol PP sedemikian banyak, lantas datang mengerumuni kedelapan pemuda.

“Padahal tidak jelas alasannya, kenapa mereka meminta (kami) untuk segera ke kantor Satpol PP, hingga terjadi kontak fisik yang dimulai dari pihak Satpol PP,” kata salah seorang pemuda yang juga korban dugaan penganiayaan, dalam keterangan tertulis diterima Niaga Asia, Sabtu (10/8).

Kedelapan pemuda diketahui sebagai pegiat organisasi kemahasiswaan. Tidak hanya itu, petugas juga diduga melakukan pengrusakan di warung kopi. “Saat diabadikan dengan video pun, pihak Satpol PP melarang untuk merekam penganiayaan itu,” ungkapnya.

Tercatat, ada 8 pemuda yang diduga dianiaya petugas Satpol PP tanpa alasan jelas. Mereka adalah Yohanes Richardo (kader GMNI Samarinda), Silvester Hengki (kader PMKRI Samarinda), Silva Sagor (kader GMNI Samarinda), Yogi Praetyo Putea (kader PMKRI Samarinda), Alks Bajo (alumni GMNI Kutim), Angelus Onesimus (kader PMKRI), Michael Masi Sarwaji (kader PMKRI) serta Wahyu.

“Kedelapan itu ada yang mengalami keseleo, luka pelipis, hingga memar,” jelasnya, masih dalam keterangan tertulisnya.

Niaga Asia mencoba mengkonfirmasi peristiwa dugaan penganiayaan itu, ke Kepala Satpol PP Samarinda M Darham. Namun sayang, 3 kali upaya konfirmasi belum direspons Darham. (006).