Rembuk Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Utara

Gubernur Kaltara, Dr. H Irianto Lambrie usai mengikuti rembuk Pendidikan dan Kebudayaan foto bersama dengan  kepala sekolah  dan siswa SMA/SMK, SLB,  siswa, seniman, dan budayawan Kaltara. (Foto Infopubdok Kaltara)

TANJUNG SELOR.NIAGA.ASIA– Rembuk Pendidikan dan Kebudayaan Kalimantan Utara digelar di Hotel Luminor Tanjung Selor, Senin (21/9/2020).  Hadir dalam  para kepala sekolah dan pelajar  SMA/SMK, SLB, seniman, dan budayawan, dan Gubernur Kaltara, Dr. H Irianto Lambrie.

Dalam rembuk tersebut, gubernur mengatakan, semua orang sering mendengar tentang pentingnya pendidikan. Termasuk peran guru, siswa, peran pemerintah, dan budayawan di dalamnya. Tetapi  belum bisa mengemplementasikan, menerapkan, mempraktekkannya dengan baik.

“Itulah yang menjadi kelemahan kita yang pada gilirannya menyebabkan kita selalu melakukan kekeliruan yang berulang yang berujung kita masih tetap stagnan dan jalan di tempat,” ujarnya.

“Kita belajar di negara maju, orang-orangnya sudah berpikiran maju. Mereka menerapkan apa yang mereka pelajari, apa yang mereka dengar. Kualitasnya pun berbeda. Ada yang berpendapat, pendidikan di negara kita ini ketinggalan 128 tahun,” sambungnya.

Menurut gubernur, meskipun merasakan pendidikan di Indonesia ini sudah maju, tapi tidak pernah membandingkan dengan negara lain. Dengan Malaysia contohnya, apalagi Eropa,  Indonesia  masih ketinggalan.

Pendidikan seharusnya menghasilkan perubahan mindset. Jadi guru itu memang harus sabar. Merubah mindset itu kadang memerlukan waktu satu generasi, minimal 50 tahun. Guru sangat berpengaruh pada kualitas peserta didiknya. Utamanya juga kepala sekolah, karena menyangkut leadership. Kalau tidak punya visi, leadership, ya begitu-gitu saja.

“Apa yang menyebabkan kualitas guru ada yang rendah, baik, dan tinggi? Jawabannya adalah kesejahteraan,” ungkap gubernur.

Dikatakan gubernur, yang patut kita syukuri adalah, meskipun kapasitas fiskal Pemprov Kalimantan Utara yang masih relatif kecil,  memberikan perhatian lebih kepada guru. Atas kebijakan gubernur, baru dapat memberikan insentif sebesar Rp 500 ribu/bulan.

Guru mengabdi tak kenal waktu untuk mendidik anak-anak  untuk menjadi generasi yang berdaya saing. Apalagi di masa pandemi Covid-19 seperti ini.  Atas semua itu, gubernur menyampaikan  ucapan atas kerja kerasnya yang tidak kenal lelah, tidak pernah mengeluh dan terus berdedikasi untuk Kaltara.

“Insentif dan bantuan keuangan kepada guru PAUD sampai guru SMA/SMK ini adalah kebijakan, bukan kewajiban. Saya menyadari sebagai kepala daerah memang sepatutnya memperhatikan nasib guru.” Kata gubernur.

Insentif guru ini berawal dari dirinya berkeliling Kalimantan Utara. Tahun 2014 di Seimanggaris mendapati sekolah baru SMP. Walau gedung baru, jumlah gurunya malah memprihatinkan, baru 1 (satu) orang, itupun guru tidak tetap atau honorer. Waktu itu tidak ada insentif, hanya terima honor Rp 150 ribu. Tinggalnya pun menumpang di rumah warga. Momentum itulah yang menginspirasinya harus memberi insentif.

“Mulai tahun 2014 sebesar Rp 400 ribu. Dan mulai tahun 2015 sampai saat sekarang sebesar Rp 500 ribu. Sejak itu juga saya perluas untuk memberi ke guru TK/PAUD, SD, dan SMP. Kalau Rp 500 ribu per bulan dibelikan beras itu lumayan sangat membantu,” gubernur mengatakan.

Di kegiatan Rembuk Pendidikan dan Kebudayaan  gubernur menyerahkan secara simbolis beasiswa ‘Kaltara Cerdas’ siswa berprestasi dan kurang mampu tingkat SMA/SMK, dan SLB.  Juga menyerahkan bantuan alat tulis untuk siswa SLB, SMA, SMK program Indonesia Pintar.

Kemudian Bantuan Operasional Pendidikan Jenjang SMA/SMK dan SLB untuk SMK Negeri 2 Tarakan Rp 458.850.000, Bantuan Operasional Pendidikan Sekolah Swasta untuk SMA Muhammadiyah Tarakan Rp 233.800.000, Bantuan Insentif Guru Tidak Tetap untuk guru SMA Negeri 1 Tanjung Selor Rp 6.000.000 per tahun.

Juga diserahkan Bantuan Insentif Guru Tetap Yayasan atas nama Asri Pare Sapan guru SMA Agape Tanjung Selor, Bantuan Insentif Guru PAUD kepada ibu Nurlaila Handayani, Bantuan Insentif Guru TK kepada ibu Andik Erna Supianti, Bantuan Insentif Guru SMP kepada bapak Oni Satriansyah.

Gubernur juga memberikan hadiah kepada dua seniman lukis lokal berupa perjalanan ibadah religi, menyerahkan Satyalencana 30 tahun, 20 tahun, dan 10 tahun kepada 6 ASN Pemprov Kalimantan Utara.

Di tempat acara, gubernur  juga disuguhkan lukisan-lukisan menawan dari peserta Pameran  Seni Rupa Kalimantan Utara Tahun 2020 dan juga menerima hadiah lukisan. Gubernur juga sempat melukis. Walaupun sebenarnya melukis adalah mata pelajaran waktu SD yang nilainya tidak terlalu bagus.

“Kalau mata pelajaran lainnya, syukur Alhamdulillah selalu memuaskan,” ungkap gubernur. (adv)

Tag: