RSUD Kudungga Dapat 50 Set APD dari Bupati Ismunandar

aa

Bupati Kutai Timur Ismunandar selaku Ketua Tim Gugus Percepatan Penanganan Covid-19 Kutim didampingi Kepala BPBD Syafruddin, Kadis Kesehatan dr Bahrani, Kapolres Kutim AKBP Indras Budi Purnomo, saat menyerahkan APD kepada Direktur RSUD Kudungga, Kamis (2/4). (Foto : Humas Kutai Timur)

SANGATTA.NIAGA.ASIA – Tenaga medis yang berada di garda terdepan dalam memerangi wabah virus corona di daerah, tidak was-was lagi. Sebab, Alat Pelindung Diri (APD) yang selama ini masih minim, sekarang kembali mendapat pasokan sebanyak 50 set APD.

Bupati Kutim Ismunandar selaku Ketua Gugus Percepatan Penanganan Covid-19, Kamis (2/4) sore menyerahkan 50 Alat Pelindung Diri (APD) kepada Direktur RSUD Kudungga, sebagai rumah sakit rujukan penangan pasien Covid-19. APD tersebut merupakan bantuan Sekretariat Kabupaten (Setkab) Kutim.

Penyerahan itu dilaksanakan di posko utama Gugus Percepatan Penanganan Covid 19 yang bertempat di Gedung BPBD, di Jalan Soekarno – Hatta. Kegiatan itu, sebagai bentuk kepedulian terhadap tenaga medis dalam melakukan perawatan bagi pasien yang terpapar Covid-19.

Pada kesempatan itu, Ismunandar meminta kepada Direktur RSUD Kudungga dan jajarannya, dapat memanfaatkan APD ini secara maksimal. “Marilah kita sama-sama memerangi wabah Covid-19 dengan semangat kebersamaan,” ujar Ismunandar.

Selain APD, Ismunandar juga menyerahkan 5.000 pis masker dan sarung tangan, sepatu, helm, kacamata, sebagai kelengkapan tenaga medis dalam berjuang melawan Covid-19 di garda terdepan. Pihaknya juga eminta kepada jajaran tenaga medis di mana pun bertugas, baik di rumah sakit maupun Puskesmas, untuk tetap menjaga kesehatan.

Direktur RSUD Kudungga dr Anik Istiyandari menyambut baik bantuan APD, dari Pemkab Kutim tersebut serta mengucapkan terima kasih. Sebab, sekarang sulit mencari APD di karena hampir di seluruh Indonesia mengalami kesulitan serupa.

“Kami juga sudah memesan, tapi sampai sekarang belum datang. Mudahan dalam waktu dekat segera datang, sehingga meringankan beban bagi tenaga medis dalam menjalankan tugasnya,” kata Anik. (hms)

Tag: