RSUD Nunukan Isolasi Seorang Eks TKI dengan Gejala Covid-19

Seorang dari 139 TKI yang dideportasi Malaysia ke Nunukan, tanggal 11 Maret 2020, hari ini dirujuk ke RSUD Nunukan dan sudah diisolasi dengan gejala terpapar Covid-19.  (Foto Istimewa/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Seorang eks  Tenaga Kerja Indonesia (TKI)  yang baru dideportasi Malaysia  ke Nunukan  tanggal 11 Maret 2020 dirujuk ke Rumah sakit Umum Daerah (RSUD) Nunukan, Provinsi Kalimantan Utara  lantaran suhu badan mencapai 38 derajat celcius lebih, disertai demam dan batuk, atau dengan gejala terpapar Covid-19.

“Benar kami sedang menangani pasien eks TKI Malaysia yang dipulangkan ke Nunukan, tubuhnya panas, demam batuk ,” kata Direktur RSUD Nunukan, dr. Dulman pada Niaga.Asia, Kamis (12/3) malam.

TKI berusia 28 tahun tersebut dipulangkan Pemerintah Malaysia melalui Pelabuhan Tunon Taka Nunukan tanggal 11 Maret  bersama 139  TKI lainnya. Paska deportasi, seluruh TKI ditampung di pemukiman Rusunawa jalan Sedadap, Kecamatan Nunukan.

Sejak suhu  tubuhnya panas, TKI itu  langsung dikirim ke RSUD Nunukan untuk menjalani observasi medis dan penanganan intensif guna memastikan  kesehatannya dan mengantisipasi kemungkinan terpapar Covid-19, atau virus corona.

“Pasien  menunjukan gejala-gejala panas dan demam ditambah gangguan saluran pernapasan, atau supect corona,” kata Dulman.

Direktur RSUD Nunukan, dr. Dulman. (Foto Budi Anshori/Niaga.Asia)

Dulman menerangkan, gejala-gejala yang dialami pasen tersebut mengarah pada dugaan penyakit virus Covid -19, untuk memastikan hal itu, kami perlu meneliti kesehatan pasien dan tentunya harus dilakukan pemisahan dengan orang lain.

“Kita semua, termasuk dokter harus mencurigai pasien ataupun orang lain yang memiliki gejala-gejala seperti itu, apalagi  dia  baru datang dari luar negeri dan terlebih lagi berbaur dengan penumpang lainnya di dalam kapal,” jelasnya.

“Bukan menakut-nakuti masyarakat, tapi kita harus waspada dan menghindari jangan sampai masuk virus mematikan itu di Nunukan,”  Dulman menambahkan.

Temuan gejala flu, demam dan gangguan  pernafasan yang dialami pasien belum bisa dikatakan virus corona, namun pasien harus diisolasi dengan cepat karena ditakutkan penghuni rusunawa lainnya ikut tertular.

Dirumah sekit sendiri, pasien ditempatkan diruang isolasi, dokter berharap demam pasien bisa turun dan tidak ditemukan virus corona, sebab jika eks TKI ini positif corona, maka banyak orang harus diisolasi.

“SDM dokter RSDU cukup, insyaalah kita bisa mengatasi suspek ini, jangan terlalu panik dan akhirnya membuat keresahan di lingkungan masyarakat,” tuturnya.

Meski belum positif corona, dokter tidak boleh menganggap enteng penyakit yang diderita pasien, antisipasi pencegahan harus segera diatasi, jangan menilai gejala-gejala seperti ini hanya penyakit biasa yang tidak perlu penanganas serius.

“Pasien sudah pasang infus, dikasih obat anti panas, antibiotik, dan pemeriksaan labotoium, kita lihat hasil berapa jam kedepan,” ungkap Dulman.

Dulman berpesan, masyarakat tidak perlu panik apalagi resah hingga menggangu aktivitas sehari-hari. Virus corona yang menyerang ketahanan tubuh, karena itu masyarakat  harus menjaga kesehatan tubuh dengan tetap mengatur pola hidup sehat.

“Hindari tempat-tempat keramaian, kalaupun tetap berkumpul-kumpul, pakailah masker, yang lebih utama lagi adalah jaga kebersihan,” ajaknya. (002

Tag: