126 Orang Korban Kebakaran Inhutani Tinggal di Kios Pujasera Nunukan

Warga korban kebakaran Inhutani menempati kios pasar Pujasera (Foto : Budi Anshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Sebanyak 38 Kepala Keluarga (KK) dengan jumlah jiwa sekitar 126 orang korban kebakaran pemukiman di Jalan Pasar Sentral Inhutani, kini menempati blok-blok bangunan kios pasar Pujasera sejak, Rabu (12/1) kemarin.

“Sampai hari ini, baru 38 KK yang mendaftar menempati blok kios pasar Pujasera di jalan Tanah Merah,” kata Lurah Nunukan Utara, Wahyudin, Rabu (13/1).

Wahyudin menerangkan, data korban kebakaran terus diperbaharui setiap hari oleh petugas kelurahan, bersama BPBD Nunukan, dan juga ketua RT setempat. Tujuannya, untuk mencocokkan data, baik jumlah KK, jiwa ataupun bangunan terbakar.

Sebagaimana data terakhir tanggal 13 Januari 2021 pukul 14.15 Wita, jumlah bangunan rumah terbakar sebanyak 56 buah, ditambah 6 fasilitas umum. Adapun jumlah KK sebanyak 72 KK, dengan jumlah jiwa sekitar 269.

“Jumlah KK korban ada penambahan. Begitu pula jumlah jiwa ada perbaikan data. Sampai hari ini masih dilakukan verifikasi,” ujar Wahyudin.

Untuk memberikan rasa nyaman terhadap penghuni, pemerintah daerah telah menambah sarana Mandi, Cuci dan Kakus (MCK). Dimana, pengungsi diberikan makan sebanyak 3 kali pagi, siang dan malam, beserta makanan tambahan lainnya.

Kebutuhan makan pengungsi sendiri diproduksi dari dapur umur, dan ditambah sumbangan makana siap saji berasal dari bantuan masyarakat, yang terus mengalir setiap hari.

“Setiap hari ada saja bantuan masuk. Baik berupa bahan mentah seperti telur, beras, mie instan dan lainnya ataupun makanan jadi,” ungkap Wahyudin.

Yuliati (39), salah seorang korban kebakaran mengaku sempat mendengar suara keributan seorang mengamuk, sebelum rumahnya ikut terbakar. Sebagian warga ketakutan menutup pintu, dan beberapa warga lainnya berlarian mengamankan diri.

Setelah membuat keributan dengan membawa senjata tajam parang, pelaku kembali pulang ke rumahnya. Tidak berapa, muncul api membakar bangunan rumah dan menyerempet ke rumah-rumah tetangga.

“Pas saya buka pintu rumah, api sudah merayap di depan rumah. Kami lari ke jemuran rumput laut, kemudian loncat ke perahu,” terangnya.

Yuliati dan anak-anaknya tidak sempat menyelamatkan harta benda. Bahkan, pakaian hanya menempel di badan. Dengan kondisi seperti itu, mereka terpaksa ikut mengungsi di penampungan yang disiapkan pemerintah. Bersama 6 anak dan suaminya, kelurga korban kebakaran ini sejak kemarin menempati banguan berukuran 2,5 meter x 2,5 meter kios pasar Pujasera.

“Anak saya paling kecil umur 2 bulan. Paling besar 17 tahun. Kami 8 orang menempati 1 kios Pujasera,” sebutnya. (002)

Tag: