Rumput Laut dari Nunukan Mulai Diekspor ke Korea

aa
Produksi rumput laut di Nunukan mencapai 300 ton per bulan. (Foto Budi Anshori)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Rumput laut dari Nunukan, Kalimantan Utara mulai menemukan pasar di luar negeri, yakni Korea. Ekspor perdana sudah dimulai bulan Pebruari sebanyak 63 ton oleh PT Sebatik Jaya Mandiri (SJM). Pemerintah Kabupaten Nunukan pun memberikan dukungan dengan meminjamkan gudang bagi penyimpanan rumput laut sebelum dikapalkan ke Surabaya, kemudian diekspor ke Korea.

“Peminjaman gudang kepada SJM untuk memenuhi syarat penyimpanan  tanaman dan tumbuhan sebagaiman diharuskan  Kantor Karantina Perikanan dan Tumbuhan Nunukan. SJM belum memiliki gudang sendiri,” kata  Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perdagangan Nunukan Yoseph, Selasa (12/03/2019).

Peminjaman gudang milik Pemkab Nunukan di Jalan Mansapa, Kecamatan Nunukan Selatan difasilitasi Dinas Perdagangan, Koperasi dan UMKM Nunukan. Kemudian Pemkab juga memberikan atau menerbitkan Surat Keterangan Asal (SKA) barang.“Dengan SKA, eksportir bisa menekan biaya pajak ekspor barang, perusahaan hanya membayar 25 ribu per sekali ekspor,”kata Yoseph.

aa
Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perdagangan Nunukan Yoseph, (Foto Budi Anshori)

Kegiatan ekspor rumput laut Nunukan ke Korea telah berjalan di bulan Februari 2019 sebanyak 2 kali dengan jumlah barang sekitar 63 ton. Saat itu, Kantor Karantina masih memberikan kebijakan kepada eksportir yang belum memiliki gudang.

“Dengan adanya gudang, jumlah ekspor rumput laut Nunukan diperkirakan meningkat dan harga pembelian rumput laut kepetani dipastikan ikut naik, harga akan kembali naik jika kualitas mutu barang semakin bagus,” paparnya. Korea butuh banyak rumpur laut, sekarang tinggal kemampuan eksportir dan petani mengembangkan usahanya.

Harga kembali naik

Bersamaan kegiatan ekspor, harga rumput laut kering di bulan Februari melonjak naik dan kembali ke harga  sekitar Rp 20.000 per kilogram. Kenaikan ini berdampak sangat bagus untuk paa pengusaha dan petani di Nunukan.

Hala yang perlu dijaga, kata Yoseph adalah  mutu rumput laut itu sendiri, petani diminta benar-benar menjual rumput laut mereka dalam keadaan kering dan bersih dari kotoran tiram atau lumbur.“Ada oknum petani nakal, rumput mereka masih basah ada tiram-tiram, cara-cara seperti ini harus dihilangkan agar pembeli tidak merasa dirugikan,” tuturnya.

Selain ekspor keluar negeri, rumput laut Nunukan dijual ke Sulawesi Selatan dalam jumlah cukup besar, ratusan ton setiap minggunya dikirim melalui kapal KM Thalia dan KM Bukit Siguntang tujuan Pare Pare, sebagian rumput laut dikirim pula ke Surabaya.

Nunukan menjadi daerah penghasil terbesar rumput laut di wilayah Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara. Dalam 1 bulan hasil rumput laut kering mencapai 500 ton, atau naik  dibandingkan tahun 2016 dan 2017  yang hanya 300 ton per bulan. “Tahun 2016 dan 2017 harga rumput laut jatuh dikisaran Rp 6.000 perkilo, banyak petani gantung tali,” bebernya. (002)