Rumput Laut Nunukan, Ekspor Perdana ke China  67 Ton

aa
Sebanyak 4 kontainer (67 ton) rumput laut Nunukan diberangkatkan dari pelabuhan Tunon Taka, Selasa dini hari  (29/10/2019) menuju pasar China. (Foto Budianshori/Niaga.Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA-Seteah masuk ke pasar Korea Selatan, rumput laut, komoditi unggulan Kabupaten Nunukan kini masuk ke pasar China. Pembeli dari China adalah Fujian Greend Power Biotechnology Co, Ltd. Ekspor perdana ke China sebanyak 67 ton senilai 113.900 US Dollar atau setara Rp1,6 miliar  dimulai, Selasa (29/10/2019).

Pengiriman rumput laut pertama sebanyak 4 kontainer ke China dikelola  PT Sebatik Jaya Mandiri. Rinciannya  1 kontainer (21 ton) langsung dari Nunukan menuju China dan 3 kontainer (45 ton) transit melalui Surabaya.

“Ada 4 kontainer diberangkatkan melalui pelabuhan Tunon Taka Nunukan sekitar pukul 2:30 Wita dini hari,” kata kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri, Dinas Perdagangan Nunukan Yoseph.

Ekspor rumput kali ini adalah ketiga kali setelah sebelumnya sempat terhenti karena harus melakukan perbaikan dan perubahan izin klasifikasi perusahaan dari perseroan  comanditer/Commanditaire Vennotschap (CV) menjadi Perseroaan Terbatas (PT).

Dengan bersatus PT,  PT Sebatik Jaya Mandiri tidak lagi memerlukan perusahaan eskpor pendamping seperti yang dilakukan dalam 2 kali pengiriman sebelumnya yaitu menggunakan perusahaan asal Sulawesi Selatan.

“Nama perusahaan sama, bedanya perusahaan ekspor PT Sebatik Jaya Mandiri sekarang bisa langsung mengekspor tanpa perlu perusahaan pendamping lagi,”  kata Yoseph.

Dengan perubahan bentuk badan usaha, kini PT Sebatik Jaya Mandiri dinyatakan legal dan layak melakkan eskpor karena telah menyelesaikan tahapan kelengkapan adminitrasi ekspor baik dari Karantina Perikanan maupun di Bea Cukai.

Free Pajak dan Retribusi Daerah

aa
Gudang penyimpanan rumput laut Nunukan (Foto Budianshori/Niaga.Asia)

 Untuk mendukung kegiatan perekonomian masyarakat, Pemerintah Nunukan tidak mengenakan pajak usaha dari kegiatan tersebut, hal ini sengaja dilakukan agar para pengusaha bisa menikmati hasil maksimal diawal usaha mereka.

“Free pungutan pajak usaha, Pemkab Nunukan ingin pelaku usaha menikmati hasil maksimal, tapi kedepannya mungkin ada Perda yang mengatur PAD rumput laut,” bebernya.

Menurut Yoseph, Pemkab tengah berusaha melakukan pendampingan dan pembinaan pengembangan hasil dan mutu rumput laut. Pasalnya, ada keluhan dari pembeli baik dalam negeri ataupun luar terkait kekeringan rumput laut Nunukan.

Pemkab meminta dinas terkait terus melakukan pembinaan peningkatan tidak hanya sebatas kuantitas tapi juga kualitas hasil panen. Kekeringan rumput laut yang diinginkan pembeli antara 35 hingga 36.

“Meningkatnya kuantitas harusnya diikuti perbaikan kualitas. Jangan lagi ada komplen pembeli rumput laut Nunukan banyak kotoran dan bertiram,” bebernya.

Hasil panen rumput laut di Nunukan per bulan yang mencapai 2.800 ton masih memerlukan pasar lagi di luar negeri menggunakan eksportir lokal agar yang menikmati keuntungan petani dan pengusaha lokal.

Selama ini, hasil panen pembudidaya Nunukan sebagian besar di jual ke Sulawesi dan Surabaya. Perdagangan seperti itu hanya menguntungan pengusaha luar daerah, mereka mendapatkan hasil besar dengan mengelola eskpor. “Kedepan Nunukan harus ekspor sendiri rumput laut, jangan terlalu banyak jual ke pasar lokal,” sebutnya.

Ekspor rumptu laut Nunukan dilengkapi Sertifikat Kelayakan Pengolahan (SKP) dan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) yang diterbitkan oleh Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.

Sebanyak empat kontainer yang berisi 57 ton rumput laut kering kemudian dimuat ke dalam kapal kontainer, tadi pagi. Kepala Seksi Fasilitasi dan Bina Pelaku Ekspor Impor, mewakili Kepala Dinas Perdagangan Kab. Nunukan, ikut menyaksikan langsung pengangkatan kontainer dari dermaga Tunon Taka ke atas kapal kontainer dengan nama Verizon tersebut. (002)

 

 

Tag: