Rusli Tersinggung Kontraktor Sebut Naker Lokal  Kurang Kredibel

aa

aa
Komisi III DPRD Bontang minta klarifikasi penggunaan tenaga kerja lokal kepadaRidho, Site Manager PT Sasmito, kontraktor pembangunan pasar rawa indah. (Foto Ismail)

BONTANG.NIAGA.ASIA-Anggota Komisi III DPRD Bontang, Rusli tersinggung kontraktor proyek pembangunan Pasar Rawa Indah Bontang menyebut tenaga kerja (Naker) lokal, Bontang kurang kredibel dan meminta kontraktor memberikan klarifikasi agar tidak menjadi polemik di masyarakat.

“Disini kami selaku wakil rakyat ingin meminta klarifikasi kepada kontraktor, jangan sampai permasalahan ini berlarut larut dan menjadi polemik di tengah masyarakat,” kata Rusli saat bertemu dengan Site Manajer PT Sasmito, Ridho yang mengerjakan proyek Pasar Rawa Indah, Rabu (20/3/2019) pagi.

Menanggapi permintaan klarifikasi dari Rusli, Site Manager PT Sasmito, Ridho mengatakan, sejak awal proyek dimulai pihaknya sudah menawarkan kepada pekerja lokal untuk bekerja. Namun kebanyakan tidak mau lantaran upah yang ditawarkan dianggap terlalu rendah. “Bukannya kami tidak merekrut orang lokal. Tapi tidak mau dengan gaji yang kami tawarkan,” kata Ridho.

Dijelaskan, penolakan atas upah yang ditawarkan PT Sasmito oleh naker lokal, kata Ridho, membuat perusahaan  mengambil tenaga kerja dari luar. “Perusahaan sudah mengutamakan naker lokal, tapi upah tidak cocok, meski demikian tatp ada naker lokal yang dipekerjakan,” katanya.

Menurut Ridho,  gaji  dan lembur pekerja di proyek pasar bisa mencapai Rp 5-6 juta per bulan. Proyek pasar adalah proyek besar, jadi upah tidak bisa disamakan dengan proyek bangunan rumah yang waktunya sangat singkat.

Terkait isu yang berkembang di masyarakat, kata Ridho, para tenaga lokal  sering keluar masuk. Kalau mereka sudah terima gaji mereka keluar. Itu yang menjadi kendala sehingga perusahaan  mengambil sikap untuk menyetarakan tenaga kerja lokal dan tenaga kerja luar.

Upah yang diberikan kepada tukang yakni Rp 150 ribu, pembantu tukang Rp 110 ribu. Jika lembur, pekerja mendapat upah dua kali lipat. Begitu pun dengan tenaga harian gajinya Rp 110 setiap harinya, hanya saja tidak mendapatkan lembur. “Bayangkan saja, kalau tukang dan helper full lembur selama 1 bulan, gajinya Rp 6 jutaan itu. Kalau tenaga harian memang kami tidak memberikan lembur,” ujarnya.

Dikatakan, sekarang proyek mempekerjakan pekerja  kurang lebih 50 orang, sudah termasuk staf PT Sasmito. Ridho menyebut proyek ini ibarat mendaki gunung, nantinya akan semakin bertambah pekerjanya, namun akan ada pula saatnya untuk mengurangi jumlah tenaga kerja. (adv)