Samarinda Borong Penghargaan STBM dari Menkes Terawan

Penerima penghargaan saat berfoto bersama Asisten III Ali Fitri, Jumat (13/11). (Foto : HO/Diskominfo Samarinda)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Kota Samarinda berhasil menyabet penghargaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Berkelanjutan Award tahun 2020. Acara itu digelar virtual oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, Jumat (13/11) sore.

Sedikitnya, ada 29 Kabupaten/Kota yang berhasil meraih penghargaan yang sama. Samarinda sendiri merupakan satu-satunya kota di Kalimantan Timur, yang mampu meraih empat kategori penghargaan.

Pertama diserahkan kepada Wali Kota Syaharie Jaang, atas komitmennya untuk perbaikan sanitasi. Terutama dalam mewujudkan Open Defecation Free (ODF), atau pengentasan Buang Air Besar (BAB) sembarang tempat.

Lalu, penghargaan terhadap Lurah terbaik yang disematkan kepada Ali Zubaid, sebagai Lurah Sindang Sari, yang sudah berupaya untuk merubah perilaku masyarakat higienis dengan pendekatan STBM.

Selain itu, ada juga penghargaan untuk kategori petugas kesehatan Puskesmas lingkungan terbaik, yang diberikan kepada Rahman Putra, dari Puskesmas Harapan Baru. Terakhir, penghargaan untuk kategori natural leader terbaik, yang diberikan kepada Sarmi, sebagai natural leader STBM dari Kelurahaan Sindang Sari.

Piagam Penghargaan dari Direktur Jendral Kesehatan Masyarakat itu, diberikan langsung oleh Menteri Kesahatan RI Terawan Agus Putranto, melalui Asisten III Pemkot Samarinda Ali Fitri Noor, yang diserahkan kepada tiga orang yang berprestasi itu, di ruang Command Center Diskominfo Samarinda, kawasan Gedung Balai Kota.

“Prestasi ini sebagai bentuk dedikasi yang diberikan kepada pahlawan lingkungan, yang memiliki kepedulian untuk terus mensosialisasikan gerakan masyarakat hidup sehat,” kata Ali Fitri, di sela penyerahan penghargaan, dikutip Niaga Asia dari keterangan tertulis Diskominfo Samarinda, Sabtu (14/11).

Ali Fitri yang juga Pelaksana Harian (Plh) Sekda Samarinda itu juga menjelaskan, sebagai kota yang terus mengkampanyekan stop buang air besar sembarangan, tentunya diperlukan dukungan semua elemen masyarakat. Terkhusus yang tinggal di pinggir sungai, agar bisa mengajak masyarakat untuk berperilaku yang higienis dan saniter, melalui pendekatan STBM tahun 2020.

“Tujuannya untuk menumbuhkan rasa kesadaran dan memobilisasi masyarakat, untuk terlibat dalam penyediaan layanan sanitasi berkelanjutan berbasis masyarakat. Sehingga, lingkungan permukiman, bebas dari pencemaran tinja,” sebut Ali, yang pernah menjabat Kepala Balitbangda Samarinda itu.

Sementara, Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan Samarinda Meliyani Agustini menambahkan, jika program sanitasi total berbasis masyarakat di Samarinda, sudah berjalan sejak tahun 2014. Namun demikian, deklarasi komitmen dalam mendukung program tersebut bersama elemen masyarakat, baru direalisasikan pada tahun 2016.

“Jadi, selain deklarasi juga dilakukan pencanangan 5 pilar dalam program Sanitasi Total Berbasis Lingkungan (STBM), untuk mengurangi penyakit tersebut. Diantaranya stop buang air besar sembarangan, cuci tangan pakai sabun, pengelolaan air minum dan makanan rumah tangga, lalu pengamanan sampah dan limbah rumah tangga,” kata Meliyani, didampingi Pengelola Program Kesehatan Lingkungan, Maryam Amir.

Dia menambahkan, Samarinda sebenarnya baru tahun ini mengikuti Rakornas STBM. Program STBM dianggapnya penting untuk dicanangkan. Sebab, pemenuhan lima pilar STBM, akan menjadi patokan untuk penilaian Kota Sehat tahun 2021 mendatang. (006)

 

Tag: