Samarinda Catat Indeks Pembangunan Manusia Tertinggi

ilustrasi (istimewa/net)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kalimantan Timur (Kaltim) 2019 mencapai 76,61, meningkat 0,78 poin dibandingkan tahun sebelumnya. Hal itu membuktikan bahwa pembangunan manusia di Kaltim, terus mengalami kemajuan. Utamanya, di Samarinda.

Demikian disampaikan Kepala Bidang Neraca Wilayah dan Analisis Statistik BPS Provinsi Kaltim, Yusniar Juliana, alam siaran persnya, Senin (17/2). Ada beberapa indikator strategis terkini terkait, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kaltim di 2019.

“Pada tahun 2019, IPM Kalimantan Timur telah mencapai 76,61 atau meningkat 0,78 poin, dibandingkan IPM tahun 2018 sebesar 75,83,” ujarnya.

Selain itu, kemajuan pembangunan manusia di Kaltim pada tahun 2019 juga mengalami percepatan, ditandai dengan tumbuhnya IPM yang mencapai 1,03 persen, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun 2018 yang sebesar 0,95 persen.

“Pada tahun 2019, status pembangunan manusia di Kalimantan Timur berada pada level atau kategori tinggi. Status tersebut masih sama dengan tahun 2018,” imbuh dia.

Sementara itu, standar hidup layak digambarkan oleh Pengeluaran per-Kapita Disesuaikan, yang nilainya ditentukan dari pengeluaran per-kapita dan paritas daya beli (purchasing power parity). Dengan paritas daya beli dihitung menurut harga-harga yang berlaku di Jakarta Selatan, sehingga nilai Pengeluaran per-Kapita Disesuaikan ini memiliki keterbandingan dengan daerah lainnya.

Sedangkan IPM, dihitung berdasarkan rata-rata geometrik dari indeks kesehatan, indeks pengetahuan, dan indeks pengeluaran. Penghitungan ketiga indeks ini dilakukan dengan melakukan standardisasi dengan nilai minimum dan maksimum masing-masing komponen indeks.

IPM merupakan indikator yang digunakan untuk melihat perkembangan pembangunan
manusia, di suatu wilayah. Untuk melihat kemajuan pembangunan manusia, terdapat dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu kecepatan dan status pencapaian.

“Masing-masing komponen pembentuk IPM Kaltim mengalami peningkatan dihitung dari pertumbuhan tertinggi untuk komponen Pengeluaran per-Kapita disesuaikan. Sedangkan yang terendah (HLS). Untuk nilai atau capaian Umur Harapan Hidup (UHH), Harapan Lama Sekolah (HLS), Rata-rata Lama Sekolah (RLS) dan Pengeluaran per-Kapita Disesuaikan, masing-masing sebesar 74,22 tahun, 13,69 tahun, 9,70 tahun dan 12,36 juta rupiah,” urai Yusniar.

Lebih lanjut, dalam hal IPM tersebut, kota Samarinda, kota Balikpapan dan kota Bontang berubah status pembangunan manusia menjadi kategori Sangat Tinggi.

“Meningkatnya IPM Kalimantan Timur terjadi di seluruh wilayah, dengan IPM tertinggi adalah Kota Samarinda (80,20), sedangkan yang terendah adalah kabupaten Mahakam Ulu (67,58),” tutupnya. (009)