Sandima, Kocok Perut Pengunjung Pekan Raya Samarinda

aa
Sekda Samarinda, Dr. H Sugeng Chairuddin bermain dalam Sandiwara Mamanda. (Fotografer: Hendri)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Pertunjukkan Media Tradisional Sandiwara Mamanda (Sandima) dalam rangkaian Pekan Raya Samarinda (PRS) 2019, memberi warna tersendiri dalam pentas semalam. Melalui banyolan yang khas, para pemeran Sandima yang diarsiteki Elansyah, mampu membuat penonton yang hadir termasuk didalamnya Sekda Sugeng Chairudin, Kadiskominfo  Aji Syarif Hidayatullah, Plt Asisten I Tejo Sutarnoto, menikmati hingga pentas selesai.

Thema yang diusung pun cukup aktual Perwali tentang larangan penggunaan plastik, disampaikan dengan penuh baik. Kesenian tradisional Mamanda, memiliki kekuatan yang bisa diandalkan dalam menyampaikan pesan-pesan pemerintah kepada masyarakat luas.

Sekda ketika menyampaikan amanatnya mendorong semua OPD yang di lingkungan Pemkot Samarinda, bisa memanfaatkan Mamanda ini untuk media menyampaikan pesan-pesan sesuai tupoksinya. Sementara itu pimpinan Grup Sandima Elansyah memberikan pujian tersendiri untuk Pemkot Samarinda yang berkeinginan menjadi kesenian tradisional ini sebagai media penyampai informasi yang bisa diandalkan.

Pihaknya mengacungi jempol Diskominfo Samarinda dibawah pimpinan Aji Syarif Hidayatulkah yang telah memberikan dukungan luar biasa terhadap Sandima ini bisa eksis hingga saat ini. Kadis Kominfo sebutnya menjadi inspirasi penting bagi Sandima untuk terus  bisa berkarya melalui seni tradisional khas daerah ini. Kominfo merupakan instansi pertama di kota ini yang mementaskan Sandima melalui pagelaran langsung di tengah masyarakat.

aa
Fotografer: Hendri

Pihaknya juga berterima kasih kepada media TVRI Kaltim yang terus memberikan suportnya melalui layar kaca TVRI Kaltim. Di lain pihak, Aji Syarif Hidayatullah berkeinginan untuk menggaungkan Sandima ke jenjang yang lebih tinggi lagi.

“Ada keinginan membuat festival Mamanda tingkat propinsi Kaltim pada tahun ini. Banyak cerita rakyat dari kabupaten kota se Kalimantan Timur yang memiliki cerita legenda yang bisa dibawa dalam muatan kesenian tradisional Mamanda. Dengan adanya festival secara terbuka ini, akan menggairahkan seniman- seniman daerah yang sebenarnya cukup banyak di daerah ini,” ungkap Dayat. (adv/kmf)