Sanksi anti-Rusia Perburuk Krisis Pangan Global

Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov ©Alexander Shcherbak/TASS

WASHINGTON.NIAGA.ASIA — Serangkaian pembatasan anti-Rusia yang dilancarkan negara-negara Barat baru-baru ini, yang diberlakukan atas operasi militer khusus di Ukraina, telah memperburuk krisis pangan global. Demikian Duta Besar Rusia untuk AS Anatoly Antonov.

“Mengenai ketahanan pangan, gelombang pembatasan anti-Rusia, yang diberlakukan oleh kolektif Barat pimpinan AS, yang memicu krisis pangan global. Akar penyebabnya adalah langkah-langkah makro ekonomi yang tidak kompeten yang diambil oleh sejumlah negara maju, perubahan iklim dan pandemi COVID-19,” kata layanan pers kedutaan mengutip duta besar, dikutip niaga.asia dari TASS, Rabu.

Menurut diplomat itu, krisis tersebut dapat diselesaikan “hanya melalui akses bebas biji-bijian dan pupuk, termasuk yang Rusia, ke pasar global.”

Pada 24 Februari, Presiden Rusia Vladimir Putin meluncurkan operasi militer khusus di Ukraina sebagai tanggapan atas permintaan dari para pemimpin Republik Donbass.

Pemimpin Rusia menekankan bahwa Moskow tidak memiliki rencana untuk menduduki wilayah Ukraina tetapi tujuannya adalah untuk mendemiliterisasi dan mendenazifikasi negara tersebut.

Barat menanggapi dengan sanksi besar-besaran terhadap Rusia. Juga, negara-negara Barat sejauh ini telah memasok senjata dan peralatan militer bernilai miliaran dolar ke Kiev. Beberapa politisi Barat telah mengakui bahwa perang ekonomi sedang dilancarkan terhadap Rusia.

Putin mengatakan pada bulan Maret kebijakan sanksi Barat terhadap Moskow telah menunjukkan semua tanda-tanda agresi, dengan penahanannya terhadap Rusia menjadi strategi jangka panjang.

Dia juga mencatat bahwa masalah di pasar makanan global telah dimulai kembali pada Februari 2020. Putin menepis pernyataan bahwa Rusia diduga memblokir gandum di pelabuhan Ukraina sebagai gertakan belaka.

Sumber : Kantor Berita TASS | Editor : Saud Rosadi

Tag: