Satgas COVID-19 Berau Sidak Workshop dan Mess PT SIS

Satgas COVID-19 Berau melakukan sidak ke workshop dan mess karyawan PT.SIS BMO, Rabu (25/11/2020). (foto istimewa)

TANJUNG REDEB.NIAGA.ASIA – Masih terus bertambah kasus positif COVID-19 di Berau yang merupakan klaster PT.Sapta Indra Sejati (SIS) Binungan Mine Operation (BMO), membuat Satgas COVID-19 Berau langsung mengambil tindakan, dengan melakukan sidak ke perusahaan tersebut pada Rabu (25/11/2020) kemarin.

Didampingi perwakilan PT. Berau Coal dan manajemen PT SIS BMO, Satgas melakukan penelusuran awal mula timbulnya klaster SIS BMO hingga membuat 62 orang karyawannya terkonfirmasi positif.

Penelusuran  dilakukan dengan mendatangi workshop dan mess karyawan. Kegiatan itu dipimpin langsung oleh Wakil Ketua Satgas COVID-19 Berau, Ihramsyah.

“Sidak ini merupakan investigasi dan evaluasi lapangan dan tindak lanjut rapat yang dilaksanakan pada Selasa lalu, untuk mengetahui kronologis penyebarluasan virus dari Klaster SIS BMO.

“Kedatangan Satgas ini pun untuk melihat secara langsung tindakan yang dilakukan pihak manajemen PT SIS, terhadap karyawan yang terkonfirmasi COVID-19. Dan saya lihat perusahaan telah maksimal dalam melakukan penanganan,” terangnya.

Selain itu, Satgas COVID-19 juga menemukan beberapa indikasi yang diduga sebagai tempat penularan virus tersebut. Diantaranya, tempat ibadah, tempat istirahat, ruang nonton TV dan fingerprint. Karena menurut keterangan dari managemen perusahan, penyebaran virus ini melalui droplet, maka fingerprint bisa dicurigai juga sebagai media penularan.

Ihramsyah menjelaskan, perusahaan telah diminta untuk melakukan sterilisasi lokasi yang terindikasi sebagai media atau tempat penularan COVID-19. Dan ada beberapa tempat juga yang diminta untuk tidak digunakan terlebih dahulu.

Pihaknya pun meminta agar yang terjadi pada klaster SIS BMO ini adalah yang terakhir. Perusahaan pun telah berjanji akan berupaya untuk terus meningkatkan kewaspadaan dalam pencegahan penyebaran COVID-19.

Sementara, Kepala Dinas Kesehatan Berau Iswahyudi menduga penyebaran virus terjadi saat jam istirahat. Dimana karyawan yang istirahat berada di satu tempat yang sama. Selain itu mess karyawan pun yang menjadi sorotan adalah lokasi menonton TV.

Menurutnya, tempat itu adalah lokasi yang paling strategis. Dirinya pun berpandangan bahwa saat menonton siaran TV, para karyawan tidak menerapkan protokol kesehatan.

“Dilihat dalam workshop ini, SOP protokol kesehatan ada yang dilanggar. Usai bekerja, karyawan kan beristirahat dalam workshop. Dari lima orang yang berkumpul, ada 4 orang yang dinyatakan positif COVID-19,” ujarnya.

Kemudian 4 orang itu masuk mess, dimana lokasi mess perusahaan terdapat ruang olahraga dan menonton TV. Disinilah penyebaran semakin masif. Karena kalau berkumpul kan tidak mungkin tidak merokok dan berdekatan, itulah yang bisa jadi penyebab penularannya.

Lebih lanjut dijelaskannya, klaster SIS BMO bukan dari pelaku perjalanan melainkan klaster lokal. Karena dimulai dari seorang karyawan yang keluar mess tanpa ijin. Dan saat kembali ke mess mengeluh sakit.

Namun, untuk saat ini pihak perusahaan sudah mematuhi semua protokol kesehatan, yakni dengan memasang stiker, mensterilkan mess dan workshop. Bahkan sudah menutup area workshop tempat bekerja. (dw/mel/ADV)