Satgas Pamtas Yonarhanud 16/SBC Bersama Masyarakat Bangun Masjid di Desa Sekaduyan Taka

Personel Satgas Pamtas bersama masyarakat gotong royong membangun masjid di sekitar pelabuhan Sei Ular Sei Menggaris (Foto : Istimewa/Niaga Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Personel Satuan Tugas Penjagaan Perbatasan (Satgas Pamtas) RI – Malaysia Yonarhanud 16/SBC, Pos Sei Ular bersama masyarakat gotong royong membangun masjid di Desa Sekaduyan Taka, Kecamatan Sei Menggaris.

“Pembangun rumah ibadah dimulai Sabtu 5 Juni 2021,” kata Komandan Satgas Pamtas Yonarhanud 16/SBC, Letkol Arh Drian Priyambodo pada Niaga Asia, Minggu (6/6)

Dikatakan Dansatgas, kegiatan gotong royong bersama masyarakat adalah bentuk konsistensi Satgas Pamtas RI – Malaysia, dalam menjaga toleransi antar umat beragama, terutama di wilayah garis perbatasan Indonesia.

Keterlibatan Satgas Pamtas dalam pembangunan masjid merupakan bukti bahwa TNI hadir ditengah masyarakat, selalu berusaha menjaga kebersamaan antar umat beragama.
Sebelumnya Satgas Pamtas telah juga membangun gereja di Sei Menggaris.

“Kita kerahkan 8 orang anggota Satgas dipimpin Dan Pos Sei Ular Letda Arh Fahri membantu pembangunan Masjid di sekitar dermaga pelabuhan Sei Ular itu,” sebutnya.

Pembangunan yang dilakukan bersama-sama akan menciptakan rasa dan semangat persaudaraan antara masyarakat, hidup rukun meski berbeda suku dan agama.

Lewat gotong royong dan semangat kebersamaan, pembangunan masjid diharapkan dapat rampung secepat mungkin, sehingga masyarakat di sekitar dermaga bisa melaksanakan ibadah dengan nyaman, tidak perlu lagi pergi jauh.

“Semoga masjid ini dapat memudahkan masyarakat melaksanakan ibadah dan meningkatkan iman serta taqwanya,” tutur Dansatgas.

Rasa aman dan nyaman menjalankan ibadah akan menciptakan pula situasi aman bagi lingkungan. Aktivitas kehidupan berjalan lancar karena hak sebagai makhluk dan umat terlindungi oleh toleransi kebebasan.

Karena itu, berikan kebebasan kepada semua masyarakat menjalankan ibadahnya, bantulah semampu mungkin jika umat agama lain membutuhkan pertolongan, tetaplah bersahabat meski berbeda agama dan suku.

“Saya himbau warga perbatasan Indonesia agar saling menghormati satu sama lain,” pungkasnya.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

Tag: