Satu Warga Hilang Usai Gempa Cianjur Ditemukan Meninggal

Kondisi rumah warga yang terdampak gempa di Cugenang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat pada Kamis 24 November 2022. (Bidang Pengelolaan Data dan Sistem Informasi BNPB)

CIANJUR.NIAGA.ASIA — Satu orang warga yang sebelumnya terdata hilang, ditemukan meninggal dunia oleh tim gabungan hari Kamis.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto mengkonfirmasi hal tersebut.

“Hari ini satu jenazah ditemukan. 272 meninggal dunia, 165 telah diidentifikasi by name by address, 107 jenazah masih terus diidentifikasi. Sementara itu korban luka-luka 2.046 orang, warga mengungsi 62.545 orang,” ujar Suharyanto saat memberikan keterangan pers di Kantor Bupati Cianjur, Kamis.

Dia menerangkan, masih ada korban hilang di satu wilayah desa akibat tertimbun longsor yang terjadi pascagempa.

“Korban hilang 39 di Cijedil, Kecamatan Cugenang akibat longsor, tujuh diantaranya orang sedang melintas dan ada saksi mata yang melihat,” jelasnya.

“39 jiwa ini sudah teridentifikasi nama dan alamatnya,” lanjutnya.

Kerugian materil juga masih terus dilakukan pendataan. Di mana laporan dari desa dan camat langsung diteruskan ke posko utama.

“Total rumah rusak 56.311, rusak berat 22.267 unit, rusak sedang 11.836 unit dan rusak ringan 22.208 unit. Data ini akan diverifikasi dengan batasan yang sudah ada, ada Permen PUPR tentangspesifikasi kategori rumah rusak,” kata Suharyanto.

Penanganan bencana masih akan terus dilakukan. Untuk hari ini masih berfokus dalam pencarian dan penyelamatan korban.

“Kegiatan hari ini selain melakukan SAR, pendistribusian logistik telah berjalan lebih baik. Jadi para Camat sudah ambil logistik kebutuhannya dan didistribusikan ke desa dan desa mendistribusikan ke masyarakat yang membutuhkan,” terang Suharyanto.

Dijelaskan masyarakat yang keluarganya meninggal akibat gempa, dapat melengkapi surat sebagai syarat untuk mendapatkan santunan dari pemerintah.

“Yang anggota keluarganya meninggal, agar segera melengkapi surat pernyataan kematian yang dikeluarkan dari fasilitas kesehatan. Ini menyangkut bantuan dan santunan, salah satu syaratnya adalah surat tersebut,” ungkap Suharyanto.

Penanganan bencana adalah urusan bersama, dan banyak pihak terlibat dalam penanganan bencana gempa Cianjur ini.

“BNPB memegang unsur komando tapi yang bergerak seluruh kementarian, lembaga, TNI/Polri dan relawan,” tegasnya.

“Kami terus mendata unsur lain yang ikut serta dalam penanganan bencana, 333 organisasi dan 4.674 peronil dari organisasi masyarkat, dunia usaha dan relawan terlibat, sudah dibagikan tugasnya masing-masing,” imbuh Suharyanto.

Suharyanto yang pernah menjabat Pangdam Brawijaya berharap, lokasi bencana bukan tempat wisata. Sehingga jika tidak membantu penanganan diharap tidak datang.

“Kepada masyarakat yang tidak berkepentingan, bencana bukan untuk dilihat, bukan tempat wisata, tapi sesuatu yang harus dipecahkan bersama. Polres dan Kodim untuk bertindak tegas namun humanis untuk memberikan penjelaskan ke kelompok masyarakat ini agar tidak menggangu penanganan bencana,” tegasnya.

Pemerintah ke depan akan membuat rumah contoh bagi masyarakat, agar dapat memilih rumah yang akan dibangun pemerintah yang disukai.

“Pekan depan akan dibangunkan rumah tahan gempa sebagai contoh di lokasi terdampak. Jadi masyarakat bisa memilih sendiri,” pungkasnya.

Pada hari ini Presiden Republik Indonesia Joko Widodo kembali melakukan peninjauan ke beberapa lokasi di Cianjur, antara lain Desa Cijedil, RSUD Sayang, Desa Gasol dan SDN Cugenang.

Selama peninjauan, Presiden mendapatkan penjelasan oleh Kepala BNPB terkait perkembangan penanganan gempa Cianjur M 5.6 yang telah berlangsung memasuki hari keempat. Itu merupakan tinjauan kedua yang dilakukan oleh Presiden, setelah sebelumnya pada Selasa 22 November 2022.

Sumber : Pusdatin BNPB | Editor : Saud Rosadi

Tag: