
SAMARINDA.NIAGA.ASIA — Persiapan Sekolah Rakyat rintisan di tiga lokasi di Samarinda, terus dimatangkan. Namun persoalan lain muncul sulitnya mendapatkan murid untuk bersekolah di Sekolah Rakyat, khususnya jenjang SD.
Ketiga lokasi Sekolah Rakyat rintisan dimaksud adalah kantor Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Kaltim, SMAN 16 Samarinda, dan Balai Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BPVP) Samarinda.
Untuk di BPMP Kaltim di jalan Cipto Mangun Kusumo Samarinda, dipastikan bisa berjalan pada 15 Agustus 2025 lusa. Sedangkan untuk BPVP di Jalan Untung Suropati dan SMAN 16 Samarinda berada di Jalan Perjuangan Samarinda, masih ditarget bisa dimulai September 2025.
Kepala Dinas Sosial Kaltim Andi Muhammad Ishak mengatakan, untuk di Kaltim sendiri baru satu dari tiga usulan pembangunan sekolah rakyat yang disetujui oleh Kementerian Sosial yakni usulan dari kota Samarinda, di mana lokasi pembangunannya berada di Palaran dekat dengan Stadion Utama Kaltim.
Pembangunan sekolah rakyat di Samarinda itu telah masuk dalam target pembangunan sekolah rakyat tahap 1 di Indonesia.
“Kita juga diminta untuk berprogres untuk pelaksanakan sekolah rakyat di tahun ajaran 2025/2026. Maka kita diminta untuk membuat terlebih dahulu sekolah rakyat rintisan yang digunakan untuk menampung sementara siswa sekolah rakyat,” kata Andi ditemui di Kantor Gubernur Kaltim Jalan Gajah Mada Samarinda, Selasa 12 Agustus 2025.
“Ada tiga sekolah rintisan saat ini yakni di gedung BPMP masuk dalam tahap 1b, BPVP dan SMAN 16 Samarinda masuk tahap 1c,” ujarnya.
Andi menjelaskan untuk sekolah rakyat rintisan di BPMP menampung siswa jenjang SMP dan jenjang SMA. Kemudian, untuk sekolah rakyat rintisan tahap 1 C di BPVP Samarinda dan SMAN 16 Samarinda menampung jenjang SD-SMA.
“Sampai saat ini sekolah rakyat rintisan tahap 1C masih pemenuhan dan perbaikan sarana prasarana sampai akhir Agustus ini,” terang Andi.
Namun di sisi lain, terkait rekrutmen siswa sekolah rakyat rintisan sendiri, lanjut Andi, pemerintah daerah masih kesulitan dalam memenuhi kuota dan mencari siswa yang untuk pendidikan tingkat SD. Di mana masing-masing sekolah ini akan membuka 2 kelas dengan masing-masing kelas 25 orang jenjang SD.
“Ini yang agak sedikit perlu waktu, karena SD ini anak-anaknya masih kecil. Jadi kesiapan orang tua untuk berpisah dari anak, maupun sebaliknya itu yang cukup mengalami kendala,” terang Andi.
Oleh karena itu, Andi berharap permasalahan rekrutmen siswa SD ini bisa segera tuntas selambatnya akhir Agustus 2025, agar dua sekolah rakyat rintisan di SMAN 16 Samarinda dan BPVP Samarinda dapat berjalan pada awal September 2025.
“Mudahan sampai akhir bulan ini target ini bisa terpenuhi termasuk juga sarana dan prasarana kursi meja dan kasur, supaya operasionalnya bisa dilakukan paling lambat awal September nanti,” jelasnya.
Kemudian terkait beredarnya kabar maraknya guru dan tenaga pengajar sekolah rakyat yang mengundurkan diri di beberapa daerah di Indonesia, Andi mengaku untuk di Kaltim, khususnya kota Samarinda, pihaknya belum mendapatkan laporan.
“Kami secara detail belum tahu persis, karena ini koordinasinya pusat. Infonya sampai saat ini Dinsos terus terang terkait guru belum terinfo secara langsung. Karena untuk rekrutmen guru dan kepala sekolah dilaksanakan Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen),” demikian Andi Muhammad Ishak.
Penulis: Nur Asih Damayanti | Editor: Saud Rosadi
Tag: KaltimSamarindasekolah rakyat