
BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA – Perekonomian Balikpapan menunjukkan tren penguatan signifikan dalam tiga tahun terakhir, terutama dari kontribusi sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.
Data yang disampaikan Wali Kota Balikpapan, Rahmad Mas’ud, dalam presentasi penilaian Most Inspiring Tourism Leader 2025 menunjukkan bahwa sektor ini menjadi salah satu motor pertumbuhan PDRB kota.
Kontribusi pariwisata Balikpapan terhadap PDRB meningkat dari 30,1 persen pada 2022 menjadi 34,3 persen pada 2024.
Peningkatan ini dipengaruhi penguatan konektivitas udara, bertambahnya event berskala besar, dan naiknya aktivitas ekonomi kreatif yang terintegrasi dengan sektor wisata.
“Sektor pariwisata memberikan dampak signifikan pada struktur ekonomi kota, terutama di subsektor MICE, kuliner, UMKM, dan jasa,” kata Rahmad di Aula Balai Kota, Kamis (27/11/2025).
Balikpapan Fest menjadi salah satu barometer kuatnya konsumsi masyarakat. Dalam enam penyelenggaraan terakhir, transaksi yang tercatat mencapai Rp7,3 miliar, melampaui target awal Rp5 miliar.
Jumlah pengunjung juga naik drastis menjadi 94.000 orang, dari target 40.000 pengunjung.
“Angka ini menunjukkan daya beli masyarakat meningkat dan industri pendukung seperti kuliner, fashion lokal, dan ekonomi kreatif mendapatkan dampak langsung,” terang Rahmad.
Event-event lain yang masuk dalam agenda MICE kota juga memberikan kontribusi tambahan pada pendapatan hotel, transportasi, restoran, dan penyedia layanan acara.
Sejak 2023, Pemkot bersama maskapai domestik dan internasional memperluas jaringan penerbangan. Rute-rute langsung yang sudah beroperasi antara lain:
– Malaysia – Balikpapan (Malaysia Airlines, AirAsia)
– Balikpapan – Singapura
– Brunei – Balikpapan (mulai Februari 2025)
Selain rute internasional, sejumlah penerbangan domestik juga ditambah untuk memperkuat arus masuk wisatawan dan pelaku bisnis.
Pemkot menilai perluasan konektivitas ini mendorong kenaikan permintaan hotel, ruang pertemuan, restoran, serta sektor transportasi lokal, yang pada akhirnya mengerek kontribusi ekonomi.
Pengembangan ekonomi kreatif menjadi salah satu penggerak ekonomi baru Balikpapan. Dalam dua tahun terakhir, keterlibatan komunitas kreatif meningkat menjadi 132 komunitas, jauh melampaui target 50 komunitas.
“Integrasi UMKM dan ekraf ke dalam program pariwisata membuat perputaran ekonomi di lapangan semakin nyata,” kata Rahmad.
Balikpapan Creative Center (BCC) serta program Sinergi Pemberdayaan Masyarakat Kreatif (Si Permata) menjadi fasilitas pendukung untuk pelatihan SDM, pengembangan produk kreatif, penyelenggaraan event gratis, dan pembentukan pasar baru bagi UMKM.
Selain efek ekonomi langsung, pembangunan pariwisata Balikpapan mencatat reduksi emisi gas rumah kaca sebesar 180.500 ton CO₂ per tahun.
Penurunan ini dipandang sebagai faktor penting dalam memperkuat efisiensi energi dan mendukung branding kota sebagai wilayah penyangga Ibu Kota Nusantara (IKN) yang berorientasi pada keberlanjutan.
Dengan masuknya Balikpapan dalam tiga besar Most Inspiring Tourism Leader 2025, pemerintah memperkuat strategi jangka panjang pariwisata hingga 2045. Penguatan sektor MICE diproyeksikan menjadi penggerak utama pertumbuhan ekonomi kota pada dekade mendatang.
Pembangunan Convention Hall berkapasitas 15.000 orang, yang ditargetkan mulai dibangun pada 2027, diharapkan menaikkan kapasitas Balikpapan menjadi pusat pertemuan regional dan internasional.
“Kami menyiapkan Balikpapan sebagai kota pelayanan dan pintu aktivitas ekonomi berskala nasional maupun internasional,” ujar Rahmad.
Sebagai kota penyangga utama IKN, Balikpapan diproyeksikan menjadi cluster ekonomi jasa, MICE, perdagangan, dan pariwisata. Integrasi antara pariwisata, UMKM, ekraf, dan layanan modern diperkirakan menjadi faktor yang memperkuat daya saing kota dalam lima hingga dua puluh tahun ke depan.
Penulis : Putri | Editor : Intoniswan.
Tag: Perekonomian Balikpapan