Selama Desember 2020 Harga Sejumlah Komoditi Naik di Kaltim

SAMARINDA.NIAGA.ASIA– Provinsi Kalimantan Timur (Gabungan Kota Samarinda dan Kota Balikpapan) pada Desember 2020 terjadi inflasi sebesar 0,25 persen dengan tingkat inflasi tahun kalender dan tingkat Inflasi tahun ke tahun sebesar 0,78 persen.

“Pada Desember 2020 terjadi inflasi untuk Kota Samarinda sebesar 0,24 persen dan di Kota Balikpapan sebesar 0,25 persen,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik Kaltim Anggoro Dwitjahyono dalam rilisnya Senin (04/01/2021).

Menurut Dwi, inflasi terjadi karena adanya peningkatan harga yang ditunjukkan oleh naiknya beberapa indeks kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,70 persen; diikuti kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,41 persen;  kelompok transportasi sebesar 0,27 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,14 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,11 persen.

Kemudian adanya peningkatan harga  kelompok kesehatan sebesar 0,06 persen; kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,05 persen; dan kelompok perumahan, air, listrik bahan bakar rumah tangga sebesar 0,04 persen.

“Untuk kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya pada Desember 2020 mengalami deflasi masing-masing sebesar -0,06 persen dan -0,34 persen” ujar Dwi.  Sementara itu untuk  kelompok pendidikan menunjukkan indeks yang stabil dibanding bulan sebelumnya.

BPS mencatat komoditi yang memberi andil negatif terhadap inflasi di Kaltim adalah minuman ringan pembalut wanita ikan layang/ikan benggol emas perhiasan dan daging ayam ras. Sedangkan yang menyumbang andil positif adalah cabai rawit telur ayam ras, angkutan udara cabai merah dan udang basah.

Sedangkan komoditi yang memberi andil positif terhadap inflasi di Samarinda adalah cabai rawit, telur ayam ras angkutan udara, udang basah, dan ikan gabus. Di Balikpapan, telur ayam ras, cabai rawit, semangka pizza, dan angkutan udara.

Kemudian, komoditi yang memberi andil negatif terhadap inflasi/deflasi di  Samarinda adalah minuman ringan tempe, ikan layang/ikan beggol emas perhiasan, daging ayam ras dan di Balikpapan antara lain komoditi bawang merah jeruk ikan trakulu, emas perhiasan, dan daging ayam ras.

Pada Bulan Desember 2020 dari 90 kota pantauan IHK nasional, sebanyak 87 kota mengalami inflasi dan 3 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Gunungsitoli sebesar 1,87 persen dan terendah terjadi di Tanjung Selor sebesar 0,05 persen.

“Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Luwuk sebesar -0,26 persen dan terendah sebesar -0,07 persen terjadi di Ambon” ujar Dwi. (001)

Tag: