Selandia Baru Laporkan Kasus Corona Tertinggi, Dorong Percepatan Vaksinasi

Vaksinasi di Selandia Baru (Foto : Associated Press)

SELANDIA BARU.NIAGA.ASIA – Selandia Baru mencatat kenaikan kasus Corona tertinggi pada hari Selasa. Pejabat setempat mendesak dilakukannya percepatan vaksinasi sebagai jalan keluar dari lockdown yang berlaku dua bulan di Auckland.

Dilaporkan, ditemukan 94 kasus infeksi lokal baru, melampaui 89 kasus yang dilaporkan sebelumnya sejak awal pandemi 18 bulan lalu. Sebagian besar kasus baru terjadi di Auckland. Di mana 7 kasus di antaranya ditemukan di distrik kota Waikato.

Perdana Menteri Jacinda Ardern mengatakan pelanggar aturan selama lockdown berkontribusi pada penyebaran infeksi. Tercatat banyak kasus baru terdeteksi di antara orang yang lebih muda.

“Saya tahu naik turun kasus sangat sulit bagi orang-orang, terutama di Tamaki Makaurau,” kata Ardern, menggunakan nama suku Maori untuk Auckland.

“Saya hanya ingin menegaskan kembali bahwa kami tidak berdaya. Meski kami memang memiliki kemampuan untuk menjaga kasus serendah mungkin,”

Sebelumnya, Selandia Baru telah berhasil menghilangkan wabah dengan memberlakukan kontrol lockdown, serta pelacakan kontak yang agresif, dan mengisolasi mereka yang berpotensi menularkan virus. Tetapi pendekatan tersebut gagal terhadap varian delta yang memang lebih menular. Pemerintah sejak itu melonggarkan beberapa aturan lockdown di Auckland, seperti memungkinkan lebih banyak orang untuk kembali bekerja.

Ardern juga telah memulai upaya habis-habisan untuk membuat orang divaksinasi. Termasuk festival “Vaxathon” yang disiarkan televisi pada hari Sabtu yang melihat rekor 130.000 orang mendapatkan suntikan vaksin, atau lebih dari 2% dari populasi Selandia Baru yang berjumlah 5 juta.

Ardern telah berjanji untuk mencarikan jalan keluar dari pembatasan untuk Auckland berdasarkan jumlah warga yang sudah divaksinasi.

Pemerintah sebelumnya telah berbicara tentang pentingnya vaksinasi penuh bagi 90 persen atau sebagian besar warga berusia 12 tahun ke atas. Termasuk sebagian besar orang Maori, yang sangat berdampak oleh wabah tersebut.

Tetapi target itu masih jauh, dengan 85% orang yang memenuhi syarat divaksinasi, setidaknya satu dosis dan baru 67% yang divaksinasi penuh. Jumlahnya lebih rendah di antara suku Maori.

Profesor Michael Baker, seorang ahli epidemiologi di Universitas Otago mengatakan, dia khawatir petugas pelacak kontak di Auckland bakal kewalahan. Menurutnya, anggota parlemen perlu mempertimbangkan untuk sementara menerapkan kembali aturan pembatasan yang lebih ketat sebagai pemutus rantai penularan.

“Ada bara api di seluruh kota,” kata Baker.

Baker mengatakan, memungkinkan bagi pemerintah untuk terus berupaya menghilangkan wabah di luar Auckland, asalkan tetap dilakukan kontrol perbatasan yang ketat di sekitar kota.

Pejabat kesehatan pada hari Selasa juga mengatakan mereka telah mengizinkan warga dengan sistem kekebalan yang lemah untuk mendapatkan suntikan ketiga dari vaksin Pfizer dan merekomendasikan mereka segera melakukannya.

Sumber : The Associated Press
Editor : Saud Rosadi

Tag: