Selesai Jalani Proses Rehabilitasi Panjang, Tiga Orangutan Dilepasliarkan di Hutan Kalteng

Salah satu orangutan yang dilepasliarkan di Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya, Jumat 18 November 2022 (handout/Yayasan BOS)

PALANGKA RAYA.NIAGA.ASIA — Tiga individu orangutan jantan masing-masing bernama Ben, Gonzales, dan Lima dari Pusat Rehabilitasi Orangutan Yayasan BOS di Nyaru Menteng, dilepasliarkan ke kawasan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya (TNBBBR) di Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, Jumat 18 November 2022.

Ketiga orangutan ini sudah menuntaskan proses rehabilitasi yang panjang di Pusat Rehabilitasi Orangutan Yayasan BOS di Nyaru Menteng, dan siap untuk hidup mandiri di hutan alami.

Kegiatan pelepasliaran orangutan hasil rehabilitasi ini adalah perwujudan upaya perlindungan dan pelestarian orangutan di Kalimantan dan yang kedua kalinya dilakukan di tahun 2022.

Sadtata Noor Adirahmanta, Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kalimantan Tengah mengatakan, BKSDA Kalimantan Tengah bertanggung jawab terhadap penyelamatan satwa khususnya jenis satwa dilindungi dalam hal ini Orangutan.

“Namun dalam pelaksanaannya perlu dukungan para pihak. Pada kesempatan ini juga kami menghimbau kepada masyarakat untuk berperan lebih aktif dalam melindungi Orangutan dan habitatnya. Biarkan mereka hidup bebas dan aman di habitat alaminya,” kata Sadtata Noor dalam pernyataan tertulis seperti dikutip niaga.asia Sabtu.

Diharapkan pelepasliaran tiga individu Orangutan di kawasan TNBBBR, menjadi momentum untuk meningkatkan pemahaman bersama terkait pentingnya pelestarian satwa dilindungi endemik Kalimantan.

Momen salah satu Orangutan dilepasliarkan di kawasan hutan Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya, Jumat 18 November 2022 (handout/Yayasan BOS)

“Mengingat dengan melestarian Orangutan di habitat alamnya sama halnya dengan menjaga keutuhan ekosistem hutan. Terakhir, mari bersama menjaga satwa liar yang dilindungi serta menjaga hutan dan seisinya demi masa depan anak cucu kita,” Sadtata Noor mengingatkan.

Kepala Balai TNBBBR Andi Muhammad Kadhafi menjelaskan, kegiatan pelepasliaran tiga individu orangutan hasil rehabilitasi ke Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Hiran ini merupakan salah satu program kerja sama TNBBBR dengan Yayasan BOS yang tertuang ke dalam Rencana Kerja Tahunan (RKT) 2022, sekaligus sebagai upaya untuk meningkatkan populasi orangutan di habitat alaminya, khususnya di TNBBBR.

“Pemantauan pasca pelepasliaran akan dilakukan dengan intensif untuk memastikan Orangutan yang dilepasliarkan ini mampu beradaptasi dengan baik di habitat barunya,” kata Andi Muhammad Kadhafi.

Balai TNBBBR bersama BKSDA Kalteng, bekerja sama dengan mitra Yayasan BOS serta para pihak lainnya telah melepasliarkan 189 individu Orangutan sejak 2016 di kawasan TNBBBR di wilayah kerja Resort Tumbang Hiran Kalimantan Tengah. Dari hasil kegiatan ini tercatat 5 kelahiran alami. Ini merupakan capaian luar biasa bagi keberadaan Orangutan Kalimantan yang saat ini berstatus ‘sangat terancam punah’.

“Melalui dukungan para pemangku kepentingan, kami akan terus berupaya menjaga keberadaan orangutan Kalimantan, yang memiliki peran penting dalam menjaga kualitas hutan dan keutuhan ekosistem. Bersama mari kita menjaga satwa liar yang dilindungi serta menjaga hutan dan seisinya demi masa depan anak cucu kita,” pesan Andi Muhammad Kadhafi.

Sementara Jamartin Sihite, Ketua Pengurus Yayasan BOS mengatakan, pelepasliaran orangutan adalah tahapan akhir dari proses rehabilitasi yang sangat panjang dan tidak berhenti pada saat orangutan telah dilepasliarkan.

Keseluruhan ada 189 Orangutan dilepasliarkan di hutan TNBBBR di Kalimantan Tengah (handout/Yayasan BOS)

“Tim Post Release Monitoring (PRM) kami masih harus mengikuti perkembangan orangutan yang dilepasliarkan setiap hari dan memastikan mereka dapat bertahan hidup di alam. Sejalan dengan Hari Cinta Puspa dan Satwa (HCPSN), mari bersama kita berkomitmen untuk mengatasi berbagai ancaman yang dihadapi satwa liar dan meningkatkan perlindungan terhadap flora dan fauna Indonesia, dalam hal ini orangutan,” kata Jamartin Sihite.

Spesies ini berperan sangat penting untuk melestarikan hutan kita yang berharga dan merupakan aset dasar bagi pembangunan ekonomi nasional jika sumber daya alam yang melimpah ini dimanfaatkan secara berkelanjutan dan bertanggung jawab oleh semua pemangku kepentingan.

“Sejak 2012 hingga saat ini, dalam dekade ketiga usia Yayasan BOS, upaya pelepasliaran orangutan kami telah berhasil mengembalikan 500 orangutan ke habitat alaminya. Meskipun kami telah menghadapi tantangan yang tak terhitung jumlahnya, mulai dari keterbatasan dana, keterbatasan hutan yang aman dan sesuai untuk hidup orangutan, hingga kesulitan dalam mengelola proses rehabilitasi orangutan yang panjang serta akses ke lokasi titik pelepasliaran yang terisolasi dan masih banyak kendala lainnya, namun kami senang dan bangga karena dapat merayakan momen pelepasliaran 500 orangutan selama 10 tahun ini bekerja bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Tentu saja semua ini tidak dapat terlaksana tanpa dukungan dari semua pihak, baik dari Pemerintah pusat, Pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya,” Jamartin Sihite menjelaskan.

Ketiga kandidat orangutan yang dilepasliarkan hari ini telah menjalani tahapan akhir dari proses rehabilitasi mereka di pulau pra-pelepasliaran di gugusan Pulau Salat, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Pulau pra-pelepasliaran ini adalah habitat semi liar yang dipantau secara ketat oleh tim dari Yayasan BOS untuk menampung orangutan yang telah menyelesaikan tahap rehabilitasi di Sekolah Hutan. Di gugusan Pulau Salat ini, para orangutan mempraktikkan semua keterampilan yang dipelajari sebelumnya untuk bekal menyintas di alam liar.

BKSDA Kalimantan Tengah dan Balai Taman Nasional Bukit Baka Bukit Raya bersama Yayasan BOS mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, pemerintah Kabupaten Katingan, dan masyarakat Kabupaten Katingan atas dukungan dan kerja samanya.

Yayasan BOS juga memberikan penghargaan setinggi-tingginya atas dukungan dan kontribusi dari organisasi mitra global kami seperti BOS Australia, BOS Jerman, BOS Swiss, BOS UK, BOS USA, dan Save the Orangutan. Kami juga berterima kasih atas dukungan dari dunia usaha seperti PT AVO Innovation Technology, PT. Bank Central Asia (BCA) Tbk., PT. Sawit Sumber Mas Sarana (SSMS); berbagai lembaga konservasi lainnya termasuk Orangutan Outreach; serta donor perseorangan dari seluruh dunia, yang mendukung kerja konservasi kami serta pelestarian alam di Indonesia.

Sumber : Yayasan BOS | Editor : Saud Rosadi

Tag: