Semester I 2018: Lifting Minyak Bumi Kaltim Menurun

aa
ilustrasi

SAMARINDA.NIAGA.ASIA-Realisasi lifting (produksi) migas semester I 2018,  termasuk di Kaltim sebesar 1,92 juta barel per hari (bph), menurun dibandingkan periode yang sama tahun 2017 yang mencapai 1,93 jut bph.               Jika dirinci, penurunan lifting migas berasal dari penurunan lifting minyak bumi semester I 2018 tercatat hanya 771 ribu bph, atau menurun sebesar 3,9%  dibandingkan semester I 2017. Sedangkan lifting gas tercatat mencapai 1,15 juta bph, lebih tinggi dibandingkan kinerja semester I 2017 sebesar 1,13 juta bph, atau naik 1,8%.

Jika dilihat menurut 12 KKKS terbesar yang menguasai 88% dari total produksi minyak, pencapaian terendah dialami oleh Vico Indonesia (76,7%), PT Pertamina EP (81,6%), dan Pertamina Hulu Energy ONWJ (92,4%). Sedangkan lifting gas, tiga KKKS terendah antara lain Pertamina Hulu Mahakam (83,3%), Kangean Energi Indonesia (91,7%), dan Pertamina Hulu Energy WMO (92,6%). “Penyebab menurunnya lifting minyak didominasi oleh menurunnya kinerja produksi sumur minyak yang sudah tua dan permasalahan internal dari KKKS,” demikian analis berpendapat.

Sementara itu investasi hulu migas selama enam bulan pertama 2018 hanya sebesar USD 3,9 miliar, lebih rendah dibandingkan nilai investasi semester I  2017 yang mencapai USD 4.0 miliar, atau turun sebesar 2,5%. Meskipun harga minyak dunia telah menglami peningkatan dibandingkan harga rata-rata tahun 2017, investasi hulu migas domestik masih menurun  karena permasalahan teknis dan administrasi seperti terlambatnya kegiatan pengadaan.

Melihat kinerja investasi hingga semester I 2018, SKK Migas memperkirakan hingga akhir tahun 2018 investasi hulu migas tidak akan mencapai target, yakni hanya sebesar USD 11,1 miliar atau 78% dari target tahun 2018 yang sebesar USD 14,2 miliar. Meskipun begitu, perkiraan realisasi ini sedikit lebih tinggi dibandingkan realisasi investasi hulu migas 2017 yang tercatat hanya sebesar USD 9,33 miliar. (001)