Seni Tari Kaltim Sangat Potensial

Pakar tari dari Sulsel, Abu Bakar (kiri) bersama dengan dewan juri Festival Tari Daerah Nusantara BMAF 2022, Mawar Desember dan Nur Hasanah ketika memberi masukan kepada para penata tari peserta festival. (niaga.asia/Hamdani)

BALIKPAPAN.NIAGA.ASIA — Dunia seni tari Kalimantan Timur dinilai sangat potensial, lantaran didukung dengan beragamnya seni tari yang berasal dari tiga pilar budaya, pesisir, keraton dan pedalaman.

Demikian dikatakan pakar tari asal Makassar, Sulsel, Abu Bakar, usai memberikan penilaian kepada para peserta Festival Tari Daerah Nusantara Balikpapan Manuntung Art Fest (BMAF) ke-2 tahun 2022, di BSCC Dome, Balikpapan, belum lama ini.

Ihwal itu dibuktikan alumni Padepokan Tari Bagong Kussudiardjo, Yogyakarta, angkatan 1989 ini ketika menyaksikan penampilan 11 peserta festival tari yang umumnya berasal dari Kaltim.

“Meski sebagian besar membawakan nomor tari pedalaman dan mempunyai unsur ritual, namun ragam tarinya berbeda dan mempunyai nilai-nilai estetika masing-masing,” kata Abu Bakar.

Para peserta itu menurutnya, tampil bagus dalam wiraga, wirasa dan wirama. “Sehingga membuat para dewan juri harus berdebat panjang untuk menentukan pemenang,” tambahnya.

Kembali ke ihwal potensi dunia tari Kaltim, Abu Bakar kembali menyebut bahwa ‘bahan baku‘ tari Kaltim sangat banyak.

“Untuk ragam tari dari pedalaman saja ada puluhan banyaknya. Bukan sekadar banyak namun masing-masing mempunyai kelebihan masing-masing. Nah, apa bila itu diolah niscaya akan menghasilkan sebuah karya tari yang luar biasa. Tentunya dengan tidak meninggalkan nilai tradisinya,” ungkapnya lebih jauh.

Satu hal yang membuat dia bertambah optimistis terhadap perkembangan dunia tari Kaltim adalah sikap membuka diri dari para koreografer muda. Mau menerima masukan dan kritik.

“Selesai pengumuman pemenang, para penata tari peserta Festival mendatangi kami, dewan juri. Mereka minta evaluasi berupa masukan bahkan kritik kepada kami. Ini sebuah bukti bahwa mereka mau maju,” puji Abu Bakar yang juga ketua Lembaga Pengembangan Seni Budaya Sulsel itu.

Penulis : Hamdani | Editor : Saud Rosadi

Tag: