Senjata Pembunuhan Abe Dirancang Untuk Menembak 6 Peluru Sekaligus

Tetsuya Yamagami yang diduga membunuh mantan PM Jepang Shinzo Abe, dikawal petugas polisi saat ia dibawa ke jaksa, di kantor polisi Nara-nishi di Nara, Jepang barat. Foto ini diambil oleh Kyodo 10 Juli 2022. (Kredit Foto Kyodo melalui REUTERS)

TOKYO.NIAGA.ASIA — Sejumlah sumber menyatakan tersangka pembunuhan mantan Perdana Menteri Abe Shinzo memberi tahu polisi bahwa senjata yang digunakan dalam penyerangan dirancang untuk melontarkan enam peluru sekaligus.

Abe ditembak pada Jumat 6 Juli 2022 saat tengah berkampanye di Nara, Jepang barat. Polisi menangkap tersangka berusia 41 tahun, Yamagami Tetsuya, seorang pengangguran yang tinggal di kota tersebut.

“Penyelidik menyatakan senjata rakitan digunakan dalam insiden penembakan tersebut,” laporan kantor berita NHK di Jepang, dikutip niaga.asia, Senin.

BACA JUGA :

Penembak Mantan PM Jepang adalah Pria Pengangguran

Mantan PM Jepang Shinzo Abe Dimakamkan 12 Juli

Sumber-sumber penyelidikan sebelumnya mengutip pernyataan Yamagami yang mengatakan bahwa selain membuat senjata dengan dua pipa baja yang dibungkus lakban, ia juga membuat senjata menggunakan enam pipa.

Sejumlah sumber mengatakan Yamagami kemudian memasukkan sebuah kapsul yang berisi enam peluru ke dalam pipa baja yang diisi dengan bubuk mesiu agar seluruh enam peluru bisa ditembakkan sekaligus.

BACA JUGA :

Detik-detik Penembakan Mantan PM Jepang Shinzo Abe

Mantan Perdana Menteri Jepang Abe Ditembak

“Senjata yang digunakan dalam penembakan diyakini adalah salah satu dari senjata dengan dua pipa. Tersangka juga dikutip mengatakan ia menggunakan dua pipa karena ada kemungkinan kegagalan,” tulis NHK.

Sumber-sumber juga mengatakan Yamagami mengeklaim telah melakukan uji tembak senjata tersebut di sebuah fasilitas organisasi keagamaan.

Tersangka diketahui memiliki dendam terhadap organisasi keagamaan tertentu dan menargetkan serangan ke mantan perdana menteri karena ia meyakini bahwa Abe memiliki hubungan yang dekat dengan organisasi tersebut.

Sumber : Kantor Berita NHK | Editor : Saud Rosadi

Tag: