Sensasi Makan Durian Langsung di Tempat, Tidak Enak Bisa Ditukar

Dagangan durian milik Andi yang dijual di kawasan Jalan Anggi, Samarinda. (Foto : Niaga Asia)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Sensasi menikmati buah durian sesaat setelah dibeli memang berbeda. Seperti lapak durian yang dijajakan di Jalan Anggi, Samarinda.

Salah satunya lapak milik Andi Husni. Saat sudah musim panen durian di Kalimantan Timur, para pedagang buah yang berkulit duri tajam ini mulai bermunculan di pinggir jalan Kota Tepian.

“Biasanya memang musim durian ini dari Desember sampai Januari,” kata dia, ditemui Kamis (30/1).

Dia bersama istrinya menggelar lapak jualan buah durian disudut jalan tepat di belakang Islamic Centre, yang juga menjadi pusat keramaian pengunjung. Bukan tanpa alasan, bau khas durian yang sangat menusuk hidung akan seketika memikat warga mulai melintas di jalan tersebut.

Dia sendiri sudah mulai berdagang buah sejak 8 tahun silam, dari daerah asalnya, Sulawesi Selatan. Hanya saja, buah yang dijualnya tergantung pada musim buah yang sedang datang.

Durian yang dijajakannya berkisar mulai harga Rp5 ribu sampai puluhan ribu per buahnya, tergantung ukuran buah. “Apalagi ketika musim durian, harga bisa turun sangat drastis hingga Rp5 ribu/per buah atau Rp10 ribu/perbuahnya,” ujar Andi.

Andi mengungkapkan, durian yang dijualnya dia dapatkan dari petani di daerah Melak dan Muara Teweh, Kalimantan Tengah. Saat petani di sana sudah memanen sejak sepekan lalu, dia langsung menghubungi petani dan dikirim melalui jalur darat, hingga sampai diterimanya di Samarinda.

Andi menyebut, pedagang lain yang juga menjual durian akan mulai menjamur biasanya sepanjang Desember-Januari. Karena puncak panen raya ada di sekitar waktu tersebut.

Sebulan kemudian, lanjutnya, biasanya, barulah buah ini makin sulit dicari, dikarenakan produksi mulai menipis. “Datangkan dari Melak dan Muara Teweh, lewat jalur darat,” ucap Andi.

Buah dengan nama latin Durio zibethinus ini memang memiliki banyak peminat di Kota Tepian. Apalagi musim panen seperti saat ini. “Seolah masyarakat sudah menunggu datangnya musim durian,” ucap Andi.

Andi mengaku, sejak beberapa tahun tidak pernah menaikkan harga durian yang dijualnya. Terlebih lagi, meski dia jarang menjual durian berukuran besar tetapi dia menjamin duriannya berkualitas. “Saya garansi jika rasa duriannya tidak enak, konsumen bisa menukarnya,” tandasnya.

Dalam sehari, Andi bisa menjual hingga 100-200 buah durian. “Memang ambil sampai 5-7 ton ketika musim durian, banyak yang cari dan biasanya makan di sini langsung,” ujar Andi.

Oleh karena itu, jajaran kursi dan meja kecil sengaja dia sediakan langsung di samping lapak jualannha. Pasalnya, tidak sedikit pelanggannya yang langsung meminta dibukakan olehnya.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan dibandingakan tahun 2018, penjualan durian pada 2019 hingga awal tahun 2020 ini cenderung mengalami peningkatan.

Bahkan tidak jarang, Andi juga sering memasok kebeberapa pedagang buah, di pasar-pasar tradisional di Samarinda, yang mengambil langsung durian dari gudang miliknya. (009)