September 2019, Kaltim  Alami Deflasi -0,27 Persen

aa

SAMARINDA.NIAGA.ASIA- Provinsi Kalimantan Timur (Gabungan Kota Samarinda dan Kota Balikpapan) pada September 2019 terjadi deflasi sebesar -0,27 persen dengan tingkat inflasi tahun kalender sebesar 1,41 persen dan tingkat Inflasi tahun ke tahun sebesar 1,73 persen.

“Pada September 2019 terjadi deflasi -0,46 persen di Kota Samarinda dan deflasi sebesar -0,03 persen di Kota Balikpapan,” ungkap Kepala BPS, Anggoro Dwitjahyono dalam siaran persnya di BPS Provinsi Kalimantan Timur, Senin (1/10).

Menurut Anggoro, deflasi di Kaltim dipengaruhi oleh penurunan indeks harga pada kelompok bahan makanan yang mengalami deflasi sebesar -2,01 persen dan kelompok kesehatan dengan deflasi sebesar -0,08 persen.

“Sementara itu 5 kelompok lainnya mengalami inflasi yaitu kelompok sandang sebesar 0,54 persen diikuti kelompok pendidikan rekreasi dan olah raga sebesar 0,35 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,16 persen kemudian kelompok transportasi dan komunikasi yang mengalami inflasi sebesar 0,12 persen serta kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,05 persen,” urainya.

Dari 82 kota pantauan IHK nasional, Bulan September 2019 yaitu sebanyak 12 kota mengalami inflasi dan 70 kota lainnya mengalami deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Meulaboh sebesar 0,91 persen dan terendah terjadi di Kota Palopo dan Watampone sebesar 0,01 persen. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Kota Sibolga sebesar -1,94 persen dan terendah di Kota Surabaya sebesar -0,02 persen.

Dalam ekonomi, deflasi adalah suatu periode di mana harga-harga secara umum jatuh dan nilai uang bertambah. Deflasi adalah kebalikan dari inflasi. Bila inflasi terjadi akibat banyaknya jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka deflasi terjadi karena kurangnya jumlah uang yang beredar. (001)