Serangan Udara Tewaskan Sedikitnya 108 Orang di Tigray

Korban selamat dari serangan udara oleh pasukan pemerintah Ethiopia menerima perawatan di rumah sakit Umum Shire Shul di kota Dedebit, wilayah utara Tigray, Ethiopia 8 Januari 2022. (REUTERS/Stringer)

JENEWA.NIAGA.ASIA – Kantor HAM PBB (OHCR) pada Jumat (14/1) menyatakan kekhawatirannya atas banyaknya korban akibat serangan udara di wilayah Tigray, Ethiopia. Di mana sejak awal Januari telah menewaskan sedikitnya 108 warga sipil di Tigray.

Liz Throssell, juru bicara OHCHR, menggambarkan serangan udara itu menghantam kendaraan minibus, bandara dan kamp untuk orang-orang terlantar. Sedikitnya 59 tewas sehingga menjadikannya serangan paling mematikan.

“Setidaknya 108 warga sipil dilaporkan tewas dan 75 lainnya cedera sejak tahun dimulai sebagai akibat serangan udara yang diduga dilakukan oleh angkatan udara Ethiopia,” kata Throssell kepada wartawan yang berbasis di Jenewa, dikutip Niaga Asia dari Reuters, Sabtu (15/1).

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengatakan pada hari Jumat bahwa dia berduka dengan penderitaan rakyat Ethiopia. Gutteres juga meminta agar pihak-pihak tersebut berhenti berperang.

“Semua orang yang membutuhkan bantuan kemanusiaan harus menerimanya secepat mungkin. Saatnya untuk memulai dialog dan rekonsiliasi,” kata Gutters di Twitter.

Throssell meminta pihak berwenang Ethiopia dan sekutu mereka untuk memastikan perlindungan warga sipil, sesuai dengan hukum internasional yang memerlukan verifikasi bahwa target adalah militer.

“Kegagalan untuk menghormati prinsip-prinsip pembedaan dan proporsionalitas bisa menjadi kejahatan perang,” tegasnya.

Juru bicara militer Ethiopia Kolonel Getnet Adane dan juru bicara pemerintah Legesse Tulu tidak segera menanggapi permintaan komentar atas dugaan serangan tersebut.

Pemerintah sebelumnya membantah menargetkan warga sipil dalam konflik 14 bulan dengan pasukan pemberontak Tigrayan. Front Pembebasan Rakyat Tigray (TPLF) yang melawan pemerintah pusat diyakini tidak memiliki kekuatan udara untuk melakukan serangan.

Seorang pejabat Program Pangan Dunia PBB memperingatkan pada pengarahan yang sama bahwa operasinya di Ethiopia utara “akan terhenti” karena pertempuran sengit di dekatnya.

“Tanpa makanan, bahan bakar, akses, kita berada di ambang bencana kemanusiaan besar,” kata Thomson Phiri dari Program Pangan Dunia (WFP).

Sumber : Reuters | Editor : Saud Rosadi

 

 

 

Tag: