Sesak Nafas, Pekerja Migran di Penampungan Rusunawa Nunukan Meninggal

Penampungan karantina PMI di Rusunawa di Nunukan (Foto : Budi Anshori/Niaga Asia)

NUNUKAN.NIAGA.ASIA – Mengalami sesak nafas dan sempat dilarikan ke RSUD Nunukan, seorang Pekerja Migran Indonesia (PMI) di lokasi penampungan karantina Rusunawa Nunukan meninggal dunia.

“PMI ini mengalami sesak nafas sejak memasuki penampungan Rusunawa,” kata Kepala Seksi Perlindungan dan Pemberdayaan pada Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Nunukan Arbain kepada Niaga Asia, Minggu (23/5).

PMI bernama Husni Baddu (51) terdata berasal dari Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Dia merupakan salah satu PMI yang pulang secara mandiri dari Malaysia, tanggal 19 Mei 2021 melalui melalui perbatasan di pulau Sebatik.

Sesuai keterangan keluarga, almarhum pulang dari Malaysia bersama anak dan cucunya melalui jasa pengurus tenaga kerja dengan biaya sekitar 1.000 Ringgit Malaysia (RM) per orang atau setara Rp 3.300.000.

“Pengurus tenaga kerja ini memungut biaya ke PMI bervariasi. Ada 1.000 RM ada juga sampai 1.500 RM,” ujar Arbain.

Arbain menerangkan, sejak menjalani karantina di Rusunawa, almarhum pernah beberapa mengeluhkan sesak nafas. Petugas jaga Rusunawa sempat memberikan pengobatan dengan membawanya ke Puskesmas Sedadap di Nunukan Selatan.

Usai dilaporkan meninggal dunia, BP2MI masih menunggu hasil pemeriksaan swab Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) Nunukan yang diambil saat kedatangan PMI. Hasilnya diketahui paling lama sore atau malam hari ini.

“Sampai sekarang jenazah almarhum masih di ruang jenazah RSUD Nunukan, menunggu hasil swab. Termasuk penguburan mayat,” ucapnya.

Masih disampaikan Arbain, Rusunawa Nunukan saat ini menampung sekitar 323 orang PMI Malaysia yang pulang secara mandiri lewat perbatasan Sebatik. Gelombang pemulangan ini tanpa berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten Nunukan.

Diketahui para PMI tiba-tiba masuk di perbatasan pulau Sebatik menggunakan speedboat yang sandar di dermaga Sei Nyamuk. Berdasarkan laporan petugas kesehatan dan BP2MI, setidaknya terjadi 4 kali kedatangan PMI dalam 3 hari.

“Tanggal 19 Mei sebanyak 54 orang, tanggal 20 Mei sebanyak 139 orang. Malam harinya diamankan lagi 22 orang dan tanggal 22 Mei sebanyak 108 orang,” terang Arbain.

Selain 323 orang PMI yang menjalani karantina di Rusunawa, BP2MI Nunukan menerima kabar adanya rencana kedatangan PMI pulang secara mandiri melalui perbatasan darat di kecamatan Sei Menggaris.

Rencana kedatangan PMI lewat perbatasan Sei Manggaris disampaikan oleh kepala desa setempat. Dimana, menurut kabar berjumlah 19 orang dengan jadwal tiba diperkirakan sekitar pukul 15.00 Wita.

“PMI ini pulang lewat berbagai perbatasan Indonesia – Malaysia. Baik lewat perairan laut maupun darat di Krayan dan Sei Menggaris,” demikian Arbain.

Penulis : Budi Anshori | Editor : Rachmat Rolau

 

Tag: