Setelah Tertunda Akibat Pandemi, Indonesia-Pakistan Buka Pertemuan Ketiga

Indonesia – Pakistan laksanakan Forum Konsultasi Bilateral (FKB) ke-3 di Bali, Rabu (25/5/2022). (Foto Kemlu)

BALI.NIAGA.ASIA – Indonesia – Pakistan laksanakan Forum Konsultasi Bilateral (FKB) ke-3 di Bali, Rabu (25/5/2022), kedua Negara sepakat realisasikan beberapa pertemuan bilateral yang tertunda akibat pandemic COVID-19, antara lain Indonesia – Pakistan Security Dialogue, Joint Defence Cooperation Committee serta menyambut baik terselenggaranya Policy Planning Dialogue ke-3 (24/5/2022).

Pertemuan-pertemuan tersebut diharapkan dapat mempererat dan meningkatkan kerja sama diberbagai bidang khususnya, politik, keamanan dan ekonomi.

Indonesia dan Pakistan telah menjalin hubungan diplomatik selama 72 tahun. Kerja sama kedua negara selama ini terfokus pada penguatan hubungan politik dan keamanan serta peningkatan diplomasi ekonomi. Pakistan termasuk dalam 5 besar penyumbang surplus perdagangan Indonesia dengan kelapa sawit sebagai komoditas utama.

FKB ke-3 RI – Pakistan juga mencatat pentingnya peningkatan kerja sama ekonomi yang melibatkan seluruh stakeholder, termasuk penyelesaian Indonesia – Pakistan Trade in Goods Agreement untuk menyeimbangkan neraca perdagangan bilateral serta rencana pembukaan  Indonesia Trade Promotion Centre (ITPC) di Karachi untuk meningkatkan promosi dan volume perdagangan serta mencatat nilai strategis Pakistan sebagai hub ekonomi ke kawasan Asia Tengah.

Selain itu, dibahas pula berbagai upaya peningkatan kerja sama investasi, ristek, kesehatan, pendidikan, saling dukung di forum internasional, serta isu – isu regional antara lain ASEAN, perkembangan di kawasan Asia Selatan dan Indo Pacific serta situasi Afghanistan dan Palestina.

FKB RI – Pakistan dipimpin oleh Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika, Duta Besar Abdul Kadir Jailani bersama dengan Duta Besar Mumtaz Zahra Baloch, Additional Secretary Asia Pacific Kemlu Pakistan.

“Untuk Indonesia, Pakistan selalu menjadi teman, saudara, dan mitra strategis” ungkap Dirjen Jailani dalam sambutannya.

“Karenanya pertemuan kali ini sangat tepat untuk membahas tidak hanya progress kerja sama kedua negara namun juga membahas hambatan-hambatan dan jalan keluar yang ada, agar tetap relevan dengan tantangan saat ini dan tantangan masa depan” pungkasnya.

Kedua pihak juga menyepakati draft final MoU Joint Ministerial Committee (JMC) yang nantinya akan ditandatangani oleh kedua Menteri Luar Negeri yang merupakan pembaruan  mekanisme pertemuan bilateral pada tingkat Menlu.

Sumber: Kementerian Luar Negeri | Editor: Intoniswan

Tag: