Sidak Lima SPBU di Samarinda, Menteri ESDM: BBM Bersubsidi Harus Terus Diawasi

Menteri ESDM Arifin Tasrif, hari Kamis (7/4/2022) melakukan inspeksi mendadak di SPBU 64.751.17 di Jl. Sentosa, Sungai Pinang, Samarinda, Kalimantan Timur, guna memastikan ketersediaan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) bagi masyarakat. (Foto Kementerian ESDM)

SAMARINDA.NIAGA.ASIA – Memastikan pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) bagi masyarakat tersedia dengan baik, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) didampingi Direktur Utama PT Pertamina (persero) Nicke Widyawati hari Kamis (7/4/2022), melakukan inspeksi mendadak (sidak) di lima Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kalimantan Timur, khususnya di Kota Samarinda.

Dalam kunjungan ini, Menteri ESDM memastikan tidak terjadi kelangkaan serta antrean panjang kendaraan yang akan mengisi BBM termasuk BBM bersubsidi.

“Kita lakukan sidak di lima SPBU di sekitar Kota Samarinda, tujuannya untuk melihat ketersediaan BBM di Samarinda yang beberapa waktu lalu terjadi antrean, namun hari ini saat kita lakukan sidak hasil yang kita temukan antrean sudah berkurang dan sudah lebih tertib,” ujar Arifin.

Arifin berharap kondisi seperti ini akan terus berlanjut, tidak ada lagi antrean dan kelangkaan.

“Mudah-mudahan kedepannya bisa lancar terus, terutama dalam menghadapi bulan Ramadan,” lanjut Arifin.

Dalam kesempatan ini, Arifin menegaskan bahwa BBM Bersubsidi harus terus diawasi sehingga peruntukkannya sesuai dengan yang sudah diamanatkan, tujuannya agar subsidinya dapat dipergunakan untuk membangun ekonomi.

“Kalau (penyaluran BBM bersubsidi) itu bisa dikontrol maka dana subsidi bisa dipergunakan untuk pembangunan ekonomi negara kita, jadi karena itu kita meminta kesadaran semua pihak untuk menggunakan BBM yang memang sesuai dengan peruntukannya,” pungkas Arifin.

Saat berbincang dengan salah satu pengemudi truk, Menteri ESDM menanyakan apakah stok BBM Solar di Samarinda langka dan masih adakah antrean solar di SPBU Samarinda. (Foto Kementerian ESDM)

Saat sidak di SPBU Nomor 64.751.17, di Jalan Sentosa, Kota Samarinda, Arifin mendapatkan laporan dari salah seorang supir truk yang mengatakan adanya kelangkaan di SPBU 61.751.02 di wilayah Loa janan.

Arifin pun langsung bergerak melakukan sidak di SPBU dimaksud, namun setibanya di lokasi tidak ditemukan adanya antrean dan kelangkaan.

Dalam kesempatan yang sama, Nicke Widyawati menjelaskan bahwa Pertamina memberikan jaminan untuk keseluruhan stok BBM dan LPG, khususnya untuk Ramadan dan Idul Fitri. Peningkatan konsumsi saat Ramadan telah diantisipasi oleh Pertamina.

“Kita jaga betul karena ini ada peningkatan konsumsi dan itu sudah kita siapkan, detilkan perencanaanya baik suplai maupun distribusinya. Tadi kita keliling mendatangi lima SPBU di sekitar Kota Samarinda bersama Pak Menteri ESDM dan tidak melihat adanya antrian dari hari hari sebelumnya,” tutur Nicke.

Menurutnya, antrian yang terjadi sebelumnya dikarenakan konsumsi solar sudah melebihi kuota yang ditetapkan.

“Di beberapa wilayah di Kalimantan Timur kuotanya ada yang mencapai lebih dari 20%, over kuota, kemudian kita berikan kelonggaran walaupun over kuota kita tetap suplai, itu mulai Maret. Jadi antrian mungkin terjadi sebelum itu karena over kuota dan itu barang subsidi, itu terjadi di semua wilayah di seluruh Indonesia. Kita sudah membentuk tim Satuan Tugas BBM yang anggotanya terdiri dari Kementerian ESDM, BPH Migas dan juga aparat kepolisian untuk menanggulangi terjadinya kelangkaan dan melakukan penindakan jika terjadi penimbunan dan penyalahgunaan,” tambah Nicke.

Menteri ESDM, Arifin Tasrif  juga menanyakan apakah sudah menggunakan fuelcard (RFID), sehingga penggunaan atau pembelian solar dapat dikontrol oleh Pertamina. ((Foto Kementerian ESDM)

Tim Satgas, lanjut Nicke, akan melakukan pengawasan, mengatur peruntukannya, menertibkan dan melakukan penindakan jika terjadi penyalahgunaan dan penimbunan, sehingga BBM bersubsidi dapat tepat sasaran.

“Karena kalau ini tidak kita atur maka beban negara luar biasa dan hak masyarakat, rakyat yang kurang mampu dinikmati oleh pengusaha besar, ini tidak boleh terjadi,” pungkasnya.

Sumber : Humas Kementerian ESDM | Editor : Intoniswan

Tag: